Beberapa jam sebelumnya, tepat ketika acara jalan-jalan Amalia Rasyid dan Zaflan Matsuyama selesai. Rumah sakit. Pria berdarah Jepang itu melangkah masuk ke dalam kamar, dan hal pertama yang dilihatnya adalah Jena Rahardian yang tertidur lelap dengan 2 cairan terpasang di tubuhnya. Wanita itu terlihat rapuh dan sangat indah di saat yang sama. Begitu tenang, begitu alami. Persis seperti boneka porselen di sebuah kotak kaca. Sesaat, pria ini membeku dengan otak kosong. Kedua bola matanya membesar, pupil mengecil. “Ah! A-anda sudah datang, ya?” Perawat Mili bangkit dari sofa, meletakkan majalah ke atas meja. Sedikit gugup dengan kedatangan tiba-tiba pria itu. Ketika dia melihat Jena dengan kondisi demikian, sang tuan muda merasa napasnya seolah berhenti sedetik. Segala kesenangan dan