Setelah Bu Yanti dan yang lainnya pergi meninggalkan ruangan, kini hanya ada Zaflan yang berdiri di sisi tempat tidur sambil menatap mata Jena yang sudah merah oleh darah kemarahan dan rasa benci. “Aku peringatkan! Jika terjadi apa-apa kepadaku, ibuku dan Mili sudah mengambil foto wajahmu! Mereka akan langsung menghubungi polisi jika kau berbuat hal yang tidak pantas!” Tangan Jena meremas selimut di pangkuannya, nadanya sangat hati-hati. Zaflan mengabaikannya, pria itu hanya diam berdiri menatapnya sama seperti sewaktu dia masuk. Ini membuat Jena risih, memalingkan wajahnya dengan canggung. “Cepat bicara lalu keluar!” Zaflan mendengus, lalu duduk di tepi tempat tidur. Jena memerhatikannya dengan hati gugup penuh kewaspadaan. Instingnya berkata dia seharusnya lari dari pria ini! Buka