Jena menggigit gigi marah, mata setengah melotot, langsung dengan cepat menghalau tangan Zaflan dari kepalanya.
“Kalau kau memang serius dengan ucapanmu itu, maka jangan sentuh aku lagi!”
Sang lawan bicara langsung menggelap kelam, mengomentarinya dengan nada dingin sarkastik, “jangan merasa tinggi. Kau masih terikat perjanjian denganku. Minta maaf atau tidak, aku yang tentukan.”
Jena panas mendengarnya.
Dia ini masih tidak berubah! Apa itu hanya sandiwaranya saja?
Pria pandora! Sulit ditebak maunya apa! Benar-benar bikin naik darah saja dia ini!
“Apa yang kau bicarakan dengan Steven?” tanya Jena dengan raut wajah serius, menepis tangan sang pria, tapi langsung dicengkeram pergelangannya. Wanita ini kaget melihat pria itu duduk dengan santainya dengan wajah tanpa dosa di tepi kasur.
