Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Di mansion Lee Jun Min. “Sudah pulang?” Lee Jun Min yang sudah berganti pakaian dengan hanya celana training putih dan kaos abu-abu lengan pendek menatap pada Amalia Rasyid yang memasuki pintu masuk. Pria yang kini penglihatannya sedikit kabur karena melepas kacamata, melipat tangan di d a d a dengan pose tubuh dimiringkan. Senyumnya dingin tapi tak mengandung maksud buruk apapun. “Ah... umm... ya... aku pulang...” “Kenapa tidak beri salam?” “Sa-salam, kok! Tadi aku beri salam! Cuma berbisik saja...” suara Lia mengecil di ujung kalimat, mulut dimajukan. “Hmm...” bulu matanya merendah dengan ekspresi dingin memukaunya. DEG! Jantung Amalia Rasyid berdetak aneh, wajahnya bersemu kecil. Sial! Kenapa dia berpose seperti itu dengan wajah dinginnya? keluhnya dalam hati saat melihat