“Arya?” Ekspresi Lee Jun Min mengeras ketika melihat sahabatnya sejak kecil berada di ruangan sang nenek secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan sama sekali. Kedua matanya memicing tegas. “Akhirnya kau datang juga,” ucap sang nenek serak dan tegas, tapi diabaikan oleh sang cucu. Kedua pria muda di ruangan itu saling tatap dalam diam, begitu kuat seolah ada listrik yang saling berbenturan dari pandangan masing-masing. Lia menahan napas ketika memasuki ruangan, hawa dingin menyelimuti tubuhnya. Bagaimana Arya bisa ada sini? Aku, kan, sudah memperingatinya! Dia ini, ya! batin Lia kebingungan hebat, panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Pria berambut pirang cokelat itu tersenyum misterius kepada 3 sosok pendatang baru di ruangan tersebut. Penampilannya sangat sopan berupa kemeja putih l