Sementara itu, di salah satu kamar tak jauh dari kedua orang sebelumnya berdebat kecil. Cha Jeong Wong terbangun dengan mata melihat langit-langit yang tidak biasa. Surgakah? Batinnya bertanya-tanya, tapi rasa sakit di wajahnya membuatnya menyadari dia masih memiliki raga. Dengan pelan, Cha Jeong Won bangkit dan termenung, mengulang semua ingatan semalam. Tangannya dengan cepat memegang kepalanya yang masih terasa sakit. “Sialan! Tendangannya benar-benar kuat,” makinya pelan, merintih sakit, tapi detik berikutnya dia terkekeh pelan, wajah tampannya mengganas penuh seringaian jahat. “Hehehe... bagus. Dengan begini. Aku sudah yakin tidak perlu turun tangan lagi. Pria itu akan mendapat balasan yang lebih hebat. Berani merebut wanita keluarga Matsuyama. Benar-benar cari masalah!” Percak