“Apa kau ini adalah pria tidak tahu malu?” sinis Jena dengan mata menyipit kesal, masih saja bersandar di kepala tempat tidur dengan penyangga lehernya.
Zaflan menarik tubuhnya, duduk di tepi kasur dengan dengusan pelan, mata dingin temaramnya yang gelap mengamati tubuh wanita berpakaian pasien merah muda itu.
“Tidak tahu malu?”
Keduanya saling bertatapan. Satunya sangat tenang, satunya lagi sudah bagaikan ombak yang menggulung di lautan yang ingin sekali menelan lawan bicaranya.
Zaflan melanjutkan dengan santai, “mungkin hal tidak tahu malu itu aku pelajari darimu secara tidak langsung.”
Jena seketika saja membuang muka kesalnya, tidak mau mendengar masa lalunya yang gelap.
Wanita ini kemudian menimpalinya: “Masa lalu adalah masa lalu! Aku yang sekarang adalah aku yang sekarang! Kal
