Selesai meeting Matteo langsung naik ke lantai tiga puluh lima. Meeting yang membosankan membuatnya merindukan Melia. Tubuhnya merindukan rasa wanita bertubuh molek itu. Ingin kembali melihat wajah cantiknya merona dilanda gairah, mendengar desahan yang sensual, juga liukannya yang menggoda. Dengan langkah-langkah lebar Matteo berjalan menuju ruang sekretaris. Matanya menatap rindu si pujaan hati. Dari rona yang mewarnai wajah Melia, dia tahu wanita itu telah mengetahui kerinduannya. Tidak ada yang dapat disembunyikan. "Ada Pak Marco menunggu di dalam," lapor Melia sebelum lelaki yang berdiri di depan mejanya sempat mengungkapkan sesuatu. "Huh. Mau apa dia kemari? Dia mengganggumu?" Seketika sikap posesif Matteo muncul. "Emm ... tidak terlalu." Sambil menggumamkan sesuatu yang terdeng