Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Ini semua perlengkapan mandi, baju ganti, dan laptop juga kalau kamu bosan bisa nulis-nulis." Marta menjabarkan isi tas besar yang dibawa dari rumah. Wajah Melia berbinar karena sang ibu ingat laptopnya, "Thank you, Ma. Kepalaku masih pusing sih, tapi aku akan coba kerja sedikit-sedikit." "Kalau belum bisa jangan dipaksa, Sayang. Jaga diri kamu baik-baik. Ingat, Kevin masih kecil, masih butuh mamanya," tukas Marta. Perkataan itu dikonfirmasi oleh suara pikiran Marta, membuat Melia bersyukur karena dia masih memiliki ayah dan ibu yang penuh perhatian. Dengan hati penuh rasa haru dia berucap, "Iya, Ma. Aku pasti jaga diri." "Sudah bisa mandi?" Marta membantu menyimpan tas berisi pakaian di lemari kecil. "Uhm ... nanti aku coba. Kev, temani Opa gih sana." "Oke." Kevin pun memanjat turu