1

357 Kata
Pov Author "Kapan kita akan pergi ke Spanyol, Dev?" tanya seorang pria tampan kepada temannya sekaligus tangan kanannya, dia adalah Aldrick yang namanya pasti sudah dikenali oleh banyak orang di dunia bisnis, oleh karena itu dia begitu mudah dalam menjalankan bisnisnya yang berkembang dari tahun ketahun. "Aku sudah melihat jadwalmu tadi dan kau ada jadwal kosong besok, jadi kita berangkat besok," Devan berucap dengan senyum yang terpatri di bibirnya, dia orang yang benar-benar berbeda dari Aldrick yang cuek dan dingin, dia orang yang humoris tapi Devan serta Aldrick tidak pernah memiliki masalah meskipun memilikisifat yang jauh berbeda. "Baiklah." Singkat begitulah seorang Aldrick berbicara, setelah itu Aldrick langsung mengerjakan pekerjaannya lagi. Devan pergi dari ruangan Aldrick menuju ke ruangannya sendiri yang ukurannya lebih kecil dari ruangan Aldrick, tentu saja lebih kecil karena kedudukannya tidak lebih tinggi dari seorang Aldrick ***** -Dilain tempat di waktu yang sama-   "Mahal sekali harga ikannya," kata wanita tua kepada Violet yang hanya bisa diam menerima makian dari wanita yang lebih tua dari dia, tapi dia tidak diam terus menerus melainkan menjawab ucapan wanita dewasa di  depannya. "Itu memang sudah harganya nyonya," jawab Violet dengan ketakutan kepada pembelinya yang sedari tadi menatapnya dengan kejam bahkan tidak menunjukkan senyum sedikitpun pada Violet yang lugu dan polos. "Jika kau menjual ikan semahal ini tidak akan ada yang membelinya gadis bodoh,” sentak wanita tua, lagi-lagi wanita tua itu menghina Violet yang hampir menjatuhkan air matanya, jiwanya memang sangat lemah karena sedari kecil dia tidak pernah dibentak apa lagi dimarahi oleh neneknya. "Aku tidak bodoh," cicit Violet, banyak orang yang menatap Violet dengan pandangan kasihan tapi tidak ada salah satu dari mereka yang menolong Violet walaupun mereka tahu bahwa dia tidak akan bisa menerima kemarahan dari siapa pun. "HUH sudahlah, kau memang gadis bodoh buktinya orangtuamu membuangmu," hina wanita itu kepada Violet, dia memang anak buangan yang beruntung karena ditemukan oleh seorang wanita tua yang dia anggap sebagai neneknya sampai saat ini, meskipun neneknya sudah tiada. "Hiks ... hiks." Violet menangis karena wanita itu mem-bawa-bawa orangtuanya, bagaimanapun dia tetap menyayangi orangtuanya walaupun dia dibuang, tangisan pilu Violet terus terdengar hingga dia berlari meninggalkan pasar yang semakin ramai.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN