Aku akhirnya mengikuti Bram ke rapat reuni, aku mengakui ide Bram untuk bersikap biasa-biasa aja layaknya teman SMA malah akan membuat hubungan gelap kami tidak dicurigai daripada kami harus bersikap sembunyi-sembunyi dan ketakutan, itu pasti akan membuat orang makin curiga. Kami berangkat bersama menuju Café Deli, milik istri Bram. Setiap rapat reuni, Bram memang mengatur agar di adakan di Café milik istrinya supaya cafenya ramai dan kami juga selalu diprioritaskan untuk dapat ruang private supaya lebih bebas rapatnya. Kali ini rapatnya uda di adakan jam tujuh, biar semua panitia selesai dengan tugas-tugas kantornya, tak perlu bolos hanya karena menghadiri rapat reuni. Sevi yang protes paling keras dulunya, saat Bram pertama kali mengatur jadwal meeting di jam tiga. Bram dengan gent