28. Kakak Kelas

1951 Kata

Cowok itu melemparkan puntung rokoknya ke permukaan lantai yang berdebu. Namanya juga gudang, tidak heran jika lantainya saja kotor dan penuh debu. Maka, Raga pun membuang puntung tersebut dengan sembarang tanpa memikirkan perihal apakah nanti akan ada orang yang menegurnya atau tidak. Lagipula, siapa sih yang berani menegur salah satu dari anggota GAS tersebut? Sudah jelas, sekalipun ada yang berani menegurnya, paling-paling penegur itu frustrasi duluan sehabis mendengarkan sahutan demi sahutan yang Raga lontarkan. Kling. Ponselnya berdenting. Bukan hanya sekali, tmelainkan berulang-ulang seakan si pengirim pesan ingin membuat Raga segera membaca pesan yang dikirimkannya secara beruntun seperti itu.  "Siapa sih," desis Raga mendengkus. Seusai memasukkan kotak rokok berikut pemantiknya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN