Setelah cukup puas mendapatkan kesegaran, Amira pun keluar dari kamar mandi, lalu menuju meja rias yang tampak masih tetap seperti dulu. Namun ada beberapa kosmetik baru terlihat oleh Amira, mungkin Soraya sengaja menyediakan semua itu setelah tahu kalau Amira akan pulang.
Amira pun tak mau ambil pusing, dia pun segera mengenakan mike up sederhana, karean kebetulan petugas yang bisa menghias wajah keluarga Muhtar sedang cuti dan baru kembali besok pagi, jadi Amira pun harus melakukannya sendiri.
Setelah merasa semuanya lengkap, Amira pun berjalan keluar dari kamar untuk kembali ke ruang keluarga yang ada dilantai bawah, dan tampak Soraya sudah menunggunya Bersama Kirana.
“ Kita berangkat sekarang,” ajak Soraya sambil berdiri, tangannya meraih tubuh Kirana untuk dibawanya keluar. Sementara pak Ujang sudah menyiapkan mobil. Amira pun mengikutinya dari belakang, kebetulan sudah lama sekali Amira tidak shoping ke Mall besar.
Setelah semua berada didalam mobil, pak Ujang pun langsung menjalankan kendaranya menuju kesebuah pusat perbelanjaan, untuk membeli beberapa pakaian Kirana dan juga Amira, sekaligus membelikan mainan buat Kirana, yang mana boneka keasayangannya dirampas paksa oleh Rohana, begitu juga dengan pakaian keduanya, sayang sama – sama dirampas oleh Rohana.
Setelah Lelah mengitari tempat perbelanjaan, Amira pun mengajak mamahnya untuk makan bakso. Sudah lama memang, Amira tidak pernah merasakan makan bakso ditempat kesukaanya, karena memang kondisi keuangan yang tidak memungkinkan.
Bahkan Kirana sama sekali belum pernah dibawa makan ditempat seperti itu, dan ini adalah pertama kalinya bagi Kirana bisa merasakan makan ditempat yang super mewah, bahkan untuk ukuran makan bakso.
Setelah kenyang, mereka pun kembali pulang, karena Kirana terlihat sudah mulai ngantuk. Wajar kalau Kirana ngantuk, karena waktu pun sudah menunjukan pukul 08 : 30 WIB malam, dan biasanya Kirana sudah tidur jam segini, karena memang selalu dilarang untuk nonton TV oleh Rohana dan juga Evan, bahkan disaat Marisa tinggal Bersama mereka, Kirana sering sekali menangis karena suka dijahatin oleh Marisa.
Namun Evan sama sekali tidak peduli, bahkan membiarkan Marisa melakukan hal buruk pada Kirana.
Sesampainya dirumah, Amira langsung menggedong putri kecilnya yang sudah tertidur, untuk dibawa masuk dan dipindahkan kedalam kamar Amira.
Walau pun sebenarnya Kirana sudah disiapkan kamarnya sendiri, namun Amira belum tega dan memang tidak terbiasa tidur jauh dari putrinya itu. Namun, Amira sendiri tidak bisa tertidur, padahal waktu sudah menunjukan pukul 21 ; 00 WIB. Amira Kembali memejamkan matanya, sambil tangannya menepuk – nepuk punggung Kirana hingga akhirnya dia pun tertidur.
*
Pagi – pagi sekali, Amira pun sudah bangun dan mengajak Kirana jalan – jalan di taman Komplek perumahan tempat dimana Muhtar tinggal saat ini. Perumahaan elit yang ukuran rumahnya pun besar – besar, hingga sudah bisa dipastikan kalau harga rumah disana puluhan Miliyar. Bahkan Rumah Muhtar sendiri harganya mencapai ratusan Miliyar rupiah.
Kirana begitu senang diajak jalan – jalan ketaman seperti itu, apalagi terlihat disana banyak anak – anak seusianya tengah bermain Bersama kedua orang tuanya. Dihari minggu memang semua orang tua lebih banyak meluangkan waktunya untuk mengajak sang buah hati bermain sambil berolah raga, dan itu juga yang dilakukan oleh Amira saat ini.
Amira menatap taman tempatnya bermain dulu waktu dirinya masih kecil. Memang banyak yang berubah setelah lima tahun.
Amira berjalan sambil menggandeng tangan Kirana, sambil ditemani orang – orang yang terlihat sedang berolah raga sambil mengajak main anak – anak mereka, dan hal itu mengingatkan kembali kemasa dimana dirinya dan Surya selalu bermain Bersama kedua orang Taunya Ketika masih kecil dulu.
Setiap pagi sehabis menunaikan Shalat Subuh, Amira dan kakanya akan menghabiskan waktu sebentar untuk menemani kedua orang tuanya bersenam sehat, seteleha itu mereka pun harus bersiap untuk berangkat kesekolah. Sungguh kenangan yang sangat idah untuk diingat.
Namun semuanya berubah seiring dengan waktu yang membawa mereka berdua tumbuh Dewasa, hingga akhirnya sesuatu hal buruk pun terjadi, Ketika Amira dengan tegas memutuskan untuk menikah dengan Evan walau pun tanpa persetujuan sang ayah pada waktu itu. Dan Akibatnya, Muhtar pun marah besar sehingga mengeluarkan kata – kata kasar yang mengharuskan Amira pergi dari rumah dan tidak kembali selama lima tahun.
‘ Kalau dipikir – pikir, aku memang anak paling bodoh didunia, karena lebih memilih meninggalkan kemewahan hany demi laki – laki b******n macam Evan,’ batin Amira sambil tersenyum sendiri, menertawakan kebodohan yang dilakukan dirinya lima tahun lalu.
Perasaan cinta yang begitu besar pada sosok laki – laki bernama Evan, membuat dirinya begitu yakin kalau segala perkataan dan janji manisnya itu bisa dipegang, dan membuat Amira sangat yakin kalau Evan adalah laki – laki yang akan bertanggung jawab pada dirinya, mampu melindunginya dan tidak akan pernah menyakiti perasaanya.
Hari demi hari dilewati oleh Amira setelah menikah dengan Evan, memang dirasakan kasih sayang yang sangat besar ditunjukan Evan padanya, hingga akhirnya Amira Hamil dan sejak saat itu Evan pun mulai berubah.
Sikap Evan berubah dingin padanya, bahkan saat Amira melahirkan Evan terlihat sama sekali tidak peduli, bahkan dengan sengaja mengatakan kalau dirinya sudah menikah lagi dengan Wanita bernama Marisa, yang ironisnya membawanya dan tinggal Bersama dengan Amira selama tiga tahun.
Dengan hati yang semakin hancur karena harus setiap hari melihat kemesraan yang ditunjukan oleh Evan dan Marisa, juga dengan perlakuan Evan dan Rohana juga Marisa yang begitu kasar pada Kirana, Amira pun mengambil sikap tegas. Menggugar cerai Evan kepengadilan, hingga akhirnya hakim pun mengabulkan gugatannya itu. dan Amira pun resmi menyandang status janda.
“ Aku memang bodoh, karena begitu mudahnya tertipu oleh janji manis seorang laki – laki b******k seperti Evan Adikara.” Amira memaki dirinya sendiri yang memang begitu bodoh bisa tertipu oleh laki – laki seperti Evan.
Disaat Amira tengah melamun memikirkan dan membayangkan masa lalunya, tiba – tiba seseorang berteriak.
“ Hei, Mba, itu anaknya menyebrang jalan!”
Amira tersadar saat mendengar seseorang mengingatkannya. Matanya langsung tertuju kearah Kirana yang tengah berjalan menghampiri penjual balon yang kebetulan nongkrong disana, sementara dari arah lain, tampak sebuah sepeda motor meluncur dengan kecepatan cukup tinggi.
“ Ya Allah…Kirana!!!”
Amira seketika terkejut, lalu berlari hendak menyelamatkan Kirana yang sepertinya akan tertabrak oleh sepeda motor tersebut. Dan Ketika tigal beberapa meter lagi motor itu menabrak Kirana, tiba – tiba seseorang dengan cepat mengambil tubuh Kirana dan membawanya kepinggil jalan.
Gadis kecil itu seketika menangis karena kaget, sedangkan Amira dengan cepat menghampiri laki – laki yang saat ini tengah memeluk putrinya yang tengah menangis.
“ Terima kasih, mas,?” ucap Amira setelah berada dibelakan laki – laki yang menolong Kirana.
Mendengar teguran dari belakan, laki – laki itu pun membalikan badannya.
Detik itu juga, Amira langsung terkejut, saat melihat wajah tampan dengan manik mata hitam dan memilik rahang yang tegas memandanginya,