PLAKK!! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Zoya membuat semua orang di dalam rumah itu terkejut dan menghentikan aktivitasnya. Zoya memegangi pipinya yang memerah karena bekas lima jari milik sang suami. “Jangan banyak bacot kamu jadi istri. Kamu pikir apa kehebatan kamu. Sampai kamu begitu sombong tidak menerima Laras di rumah ini?!” Seru sang suami membuat Zoya merasa dadanya sesak untuk bernafas. Matanya memerah. Sungguh dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menangis saat ini. Please. Jangan nangis ya Allah. Aku tidak mau harga diriku di injak-injak lagi oleh mereka. “Mas—, sudah Mas. Jangan kasar, kasihan Zoya. Mungkin dia bosan di rumah selama tujuh tahun gak ada kegiatan apapun. Jangan kasar, Mas…” Laras memegangi tangan Dimas dengan lembut, wanita itu mengusap d*