Double Date

1011 Kata
Malam tiba. Lizzy melihat pada jam di ponsel sambil merengut sebal. "Kenapa mereka lama sekali sih?" Suara notifikasi berupa chat terdengar dari ponsel Lizzy. Ternyata Gail sudah ada di depan rumah dan tepat saat itu ketiga orang yang ditunggu akhirnya muncul. Mereka menampakkan ekspresi masing-masing. Crystal memberikan senyuman yang memuakan sementara Saga terlihat cemberut sedang Jennie lebih memperhatikan Saga. "Baguslah kalian sudah selesai dan kebetulan karena Gail telah ada ayo kita pergi." Lizzy berjalan keluar terlebih dahulu menghampiri Gail yang menunggu di luar. "Maaf karena membuatmu menunggu." "Tidak apa-apa aku baru saja sampai. Ayo masuk." Lizzy mengangguk dan masuk ke dalam milik mobil Gail sementara Jennifer dan Crystal menatap Lizzy. "Lihat itu Jennifer, dia selalu memperlakukan kita layaknya sampah tapi tak disangka Lizzy juga adalah sampah. Dia bisa-bisanya berselingkuh di depan suaminya sendiri tanpa tahu malu. Bukankah itu menggelikan?" Jennifer menatap sebentar pada Crystal memberikan senyum sinis. "Mungkin yang dia lakukan itu semua karena bentuk protesan kalau Saga berselingkuh darinya dan menurutku itu sah-sah saja." "Oh jadi sekarang kau membela dia?" "Tidak, aku hanya mengeluarkan pendapatku saja tak lebih." Tak berapa lama datanglah mobil yang Saga kendarai dan meluncur mengikuti mobil Gail ke sebuah restoran mewah. Di dalam perjalanan Saga lebih tertuju pada jalan raya sementara kedua wanita yang bersamanya tengah perang dingin hingga tiba di tempat tujuan. Crystal yang baru keluar dari mobil segera merangkul lengan Saga yang tampak acuh tak acuh sementara Jennifer lebih memilih untuk menjaga jarak dari mereka. Akhirnya mereka tiba di tempat VVIP yang mana Lizzy dan Gail tengah menunggu. Wanita itu memberikan senyuman pada Saga kala mata mereka bertemu yang kemudian dari tempatnya berdiri Saga bisa melihat Gail bersama Lizzy bergandengan tangan. Entah kenapa ada perasaan jengkel luar biasa namun Saga bisa mempertahankan semua itu dengan sifat angkuhnya. "Terima kasih karena sudah mau datang ke acara kecil-kecilan kami. Saya merasa tersanjung sekali. Ini hanyalah acara untuk merayakan jadianku bersama Lizzy." "Sama-sama Tuan Gail. Ngomong-ngomong apa kau tahu aku ini siapa?" tanya Saga berusaha mengorek informasi. "Tentu saja aku tahu kau adalah suami Lizzy, senang bertemu denganmu Tuan Saga." "Aku juga senang bertemu denganmu Tuan Gail dan karena ini hari bahagia kalian, maka aku akan bersulang untuk kalian." ucap Saga sembari berdiri lalu mengangkat gelasnya yang berisi alkohol. "Untuk pasangan baru kita!" Saga lantas meminum dalam satu tegukan lalu diikuti semua orang. "Kita juga ikut harus bersulang demi hubunganmu dan kedua wanita ini." ucap Gail yang kemudian. Saga duduk, matanya mengamati Lizzy yang tersenyum ke arah Gail membuat dirinya makin jengkel saja. "Sayang, sekarang hubungan kita sudah diakui oleh suamiku. Mungkin sebaiknya kita harus kencan." "Ya itu benar, kita harus kencan. Tuan Saga apa kau tak keberatan jika aku mengajak istrimu pergi berkencan?" Saga tersenyum dan menanggapi dengan cepat. "Tentu saja Tuan Gail tapi dengan satu syarat saya harus ikut dalam kencan kalian?" Lizzy dan Gail saling berpandangan, curiga dengan Saga "Asal kalian tahu saja aku akan berkencan dengan Crystal besok jadi mungkin akan lebih baik kita bersama-sama berkencan. Apa itu istilahnya mmm ... double date?" "Ya itu ide yang sangat bagus. Kita bisa menikmati waktu kencan kita." sergah Lizzy. Dirinya tersenyum memberi tanda pada Gail. "Baiklah untuk kekasihku, aku akan menuruti saja." "Wah terima kasih ya sayang kau memang pacar terbaik." Mata Saga membulat saat melihat Lizzy merangkul mesra bahu milik Gail. 'Sabar Saga, sabar. Ini hanyalah permainan dan dia ingin membuatmu cemburu.' Namun tetap saja api cemburu membakar dalam diri Saga. "Oh ya Tuan Gail kau belum menceritakan sesuatu padaku," ucap Saga secara mendadak. "Tentang apa Tuan Saga?" "Katakan padaku bagaimana kalian bertemu dan langsung memiliki perasaan suka seperti yang kalian rasakan sekarang, tak mungkin bukan jika jatuh cinta pada pandangan pertama?" Sudut bibir Lizzy terangkat, dia mengetahui bagaimana kedekatan Gail bersama dengan dirinya. "Kami bertemu secara tak sengaja. Lizzy datang ke halamanku dan kami berkenalan, kami berbicara beberapa saat, akrab kemudian jatuh cinta pada beberapa kali pertemuan. Benarkan, sayang?" Lizzy yang masih tersenyum mengangguk. "Oh begitu. Kupikir wanita itu benar-benar sulit dikendalikan tapi kau dengan mudah mendapatkan Lizzy, boleh beritahu aku apa rahasianya sampai dia menyukaimu? Kau bagilah pengetahuanmu, siapa tahu aku bisa menerapkannya?" Saga melihat pada Lizzy saat melontarkan pertanyaan itu. "Hmm ... tidak ada yang spesial, hanya berbuat baik dan penuh kasih sayang padanya. Hanya itu." "Oh, wah padahal aku memberikan segalanya padanya loh, tapi dia tak membalasnya sekali pun." "Memberikan segalanya?" "Yup." "Asal kau tahu saja, dia menggunakan namaku saat membeli ranjang baru dan aku membayarnya juga ketika Lizzy sakit, aku menunggu dia sampai dia sembuh bahkan merasa cemas ketika demamnya naik memang sih aku pernah salah tapi aku selalu minta maaf. Apa yang aku katakan itu benar, kan Lizzy?" Lizzy menatap datar pada Saga yang sekarang sudah tersenyum. Dia tak menampik jika apa yang dikatakan Saga itu salah. Faktanya Lizzy melakukan semuanya karena mencoba membuat Saga kesal tapi Saga tidak pernah sekali pun membalasnya. Di saat yang bersamaan Lizzy jengkel sekali sebab semua aibnya terbuka tapi Lizzy, kan hanya melakukannya pada Saga lain halnya kalau orang lain. Intinya sih Lizzy punya hati pada semua orang kecuali Saga. "Tapi Gail itu lebih baik dari kamu. Dia itu bukan tukang selingkuh sepertimu," "Tukang selingkuh? Hei kau juga berselingkuh dengannya, kenapa hanya aku yang dibilang berselingkuh?!" "Aku lakukan itu semua karena kau juga. Aku muak tinggal bersamamu dan kedua perempuan itu!" "Kalau begitu kau tinggal saja dengan Gail bukan sama aku!" "Kalian berdua tenanglah." Secara otomatis pertengkaran antara Saga dan Lizzy berhenti. Mereka sama-sama memandang Gail yang tenang. "Lizzy, kita sedang merayakan jadian kita, aku harap kau bisa menahan emosimu. Boleh, kan?" Gail memegang tangan Lizzy seraya tersenyum sementara Saga membuang muka kala melihat mesranya Lizzy dan Gail di depannya. "Memalukan." desisnya sebelum kembali duduk. Jennifer menatap sendu pada Saga yang sama sekali tak menyadari tatapan tersebut dan saat itu juga Jennifer membuat keputusan. "Sayang jangan cemberut dong, ayo minum tenangkan pikiranmu." Saga mematuhi ucapan Crystal dengan minum sedikit air putih yang tersedia tapi tetap saja hatinya masih panas. "Jangan pikirkan wanita yang buruk itu lebih baik setelah ini kita menghabiskan waktu berdua. Bagaimana?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN