10 - Kabur? Gagal Total!

769 Kata
Zeth kembali bermimpi, tetapi kali ini ia sedang bersama Elen. Mereka kembali bergandengan tangan. Melihat matahari terbenam sambil menyanyikan lagu yang biasa mereka nyanyikan. Rambutnya yang terurai tertiup angin, aroma kayu manis tercium saat Zeth mengusap rambutnya. Tatapan Elen sangat cerah. Wajahnya yang merona merah membuatnya terlihat lebih manis. Zeth memeluknya, tidak ingin melepasnya lagi. Ia berharap ruangan serba putih, ‘dinding yang tidak terlihat’, dia yang menjadi seseorang ‘Yang Terpilih’ … semua itu hanya mimpi, dan besok ia terbangun di atas kasurnya yang ada di rumah Bibi Et dan Paman Josh. "Apa kau akan ke sini?" Ia kembali mendengar suara orang itu lagi. Seketika tempat itu berubah. Tidak ada Elen di mana pun, tidak ada lagi pemandangan yang biasa ia lihat ketika menunggu matahari terbenam. Kali ini, di depannya hanya terhampar padang rumput yang sangat luas, tidak jauh di dekatnya ada danau yang cukup besar. Pemandangan di sekitarnya sungguh indah. Dengan cahaya matahari terbenam yang terpantul oleh air dari dalam danau. Tetapi, hidungnya mencium sesuatu yang tidak cocok dengan keindangan yang ia lihat. Ia mencium bau darah. Kembali terlihat banyak mayat di sekitarnya. Gadis itu masih ada, ia terjatuh, terduduk, menangis histeris. "Zeth.. cepatlah datang.." . . . . Zeth terbangun karena mendengar suara seseorang yang berteriak dari luar kamarnya. Sedikit panik, ia lupa kalau ia tidak lagi tidur di kasurnya yang ada di rumah Bibi Et dan Paman Josh. Ternyata kejadian kemarin bukan mimpi … Zeth menggelengkan kepalanya. Ada yang lebih penting dari hal itu, ia harus melihat siapa yang baru saja berteriak dari luar kamarnya. Hal yang pertama dilihat oleh Zeth ketika ia membuka pintu kamarnya adalah ada banyak sekali pelayan dengan pakaian serba biru menutupi hampir seluruh lorong yang ada di depan kamarnya. Di tengah-tengah kumpulan pelayan itu, ada Key dan Baron yang sedang beradu argumen. Zeth menggelengkan kepalanya. Ada masalah apa sih dengan mereka berdua? Tidak hanya Zeth, ternyata Syville, Jura dan Lucius juga terlihat terdiam di dekat pintu masuk kamar mereka masing-masing dengan padangan yang bingung. “Hah! Mana buktinya kalau kau dapat dengan mudah melewati setiap penjaga?” sahut Key keras sambil melipat tangannya di d**a. Baron memutar kedua bola matanya. “Bukankah kau yang mengikuti setiap langkahku saat menghindari para penjaga itu?” “Eu-euhh …” terlihat wajah Key yang kesulitan untuk membalas perkataan Baron. Lalu, seperti tiba-tiba mendapat ide, akhirnya Key membalas perkataan Baron. “Kita tertangkap bukan karena salahku mengikutimu, melainkan karena penjaga itu mendengar suara kentutmu!” “Bah! Itu juga karena kau yang memukulku keras, jadi penjaga itu  tahu di mana kita bersembunyi,” balas Baron. “Tut. Pukulan dariku membuatmu berteriak kesakitan, bukankah kau tukang pukul, hah!?” “Asal kau tahu, teriakkanku lebih pelan darimu saat kau terkejut melihat zirah kosong di ujung lorong!” “Puh, teriakkanku juga hanya pekikkan pelan, dan kau juga tahu, ‘kan!?” Entah dengan ide apa, Jura dan Syville berjalan mendekati Zeth. Sedangkan Lucius kembali ke dalam kamarnya. “Aku tidak menyangka kalau mereka benar-benar mencoba untuk kabur …” kata Jura sambil memijat pelan keningnya. Zeth dan Syville mendesah karena entah keberanian atau kebodohan orang yang bernama Key dan Baron ini. “Setidaknya kita harus melihat kejadian ini dari sisi positifnya. Pertama, meski Key dan Baron mencoba untuk lari dari sini, mereka kembali tanpa ada luka sedikit pun. Berarti, orang-orang ini memang tidak berniat untuk menyakiti kita,” kata Syville. Zeth dan Jura mengangguk setuju. “Tapi sayangnya, dengan kemampuan Key dan Baron yang lebih mahir dari pada kita … mereka tidak berhasil lari dari sini. Berarti, di tempat ini penjagaannya sangat ketat, dan sepertinya pendengaran para penjaga itu sangat tajam,” tambah Syville. Dengan berat hati, Zeth dan Jura kembali mengangguk. “Berarti kita memang harus menjalani misi itu …” kata Zeth. “Dan kita tahu banyak orang yang sudah menjalankan misi itu, tetapi tidak ada yang berhasil …” tambah Jura. “Lalu, orang-orang yang dikirim untuk menjalankan misi itu pun tidak kembali …” Syville juga menambahkan fakta yang lebih menyakitkan. Akhirnya, dengan berat hati mereka bertiga kembali mendesah dengan panjang. “Ayo kita kembali tidur. Cepat atau lambat pasti Key dan Baron juga kelelahan dengan argumen mereka,” kata Syville sambil mengusap matanya. Jura juga menahan kuap dengan sebelah tangannya. “Aku setuju. Kalau begitu selamat malam Syville, Zeth.” Setelah mengucapkan selamat malam pada Jura dan Syville, lalu melempar pandangan pada Key dan Baron yang masih terus berargumen, akhirnya Zeth kembali merangkak ke atas kasurnya. Karena kasur yang ia tiduri sangat empuk, dan selimut yang mengelilingi tubuhnya sangat hangat, akhirnya dengan cepat ia kembali tertidur. []  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN