Chapter 107 : Merindu

1920 Kata

Waktu begitu cepat berlalu, matahari lagi-lagi berganti senja, rembulan mulai bersinar, kenapa langit ini tampak mencair? Apa dia baru saja mendapat ledekan? Ia berdiri diam, tetapi bumi mulai bergerak hatinya berdebar-debar, nafasnya menjadi sesak hingga terasa mencekik. Sejak hari itu ia tak dapat memejamkan mata, jangankan terpejam, bernafas saja rasanya sudah tak mampu. Kemana pergi cintanya? Tak ada yang tau. Mengelilingi kota pun sudah dia lakukan sayangnya dia tetap tidak menemukan sang pemilik hati. Amira belum sadarkan diri, kini Arumi berada di kamar dengan infusan di tangan karena badannya tiba-tiba panas setelah berhari-hari menangisi kepergian Abi. Malam ini pertunjukan festival di kampus Ryan, Jayden datang sejak tadi menunggu Lintang di sana. Ryan menghubunginya menga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN