SELAMAT MEMBACA. - - - - - Luci dan David terdiam sejenak. David membuka helm yang membungkus kepalanya, lalu menengok ke belakang ke arah gurunya, "jadi kita harus bagaimana mbak?" Tanya David. "Bukan kita Dave, tapi aku!" Jawab Luci dengan suara berat. Terdengar Luci menghela napasnya kasar, lalu berkata "ini sudah waktunya menyelesaikan masalah ini, aku gak bisa lebih lama bersikap acuh atau terkesan santai menanggapi rasa sakit yang menghujam hatiku." David tersenyum, dia tau gurunya itu bukan wanita yang lemah yang mudah takluk oleh siapapun. Meski terkadang cinta memang mampu membuat seseorang kehilangan jati dirinya yang sesungguhnya. "Baik, kalo gitu aku akan menemanimu," ucap David setelahnya. "Terserah," jawab Luci santai. Kali ini dia sudah memutuskan akan benar-ben