Pertemuan

440 Kata
Dimalam yang sunyi dan kelam tangisan seorang perempuan yang duduk di sebuah pohon yang sangat besar. Wanita itu adalah Gisella, tangannya melepuh karena disiram air panas oleh ibu tirinya. Dia tidak pergi ke rumah sakit karena dia tidak memiliki uang sepeser pun. "Kenapa semua orang membenciku ibu?, apa kau juga membenciku?" Tanya Gisella. Gisella memang tidak pernah bertemu ibunya karena ibunya sudah tiada sejak dia kecil. Umur dia saat ini dua puluh tiga tahun, dia bersekolah hanya sampai Senior high school itu pun dengan beasiswa yang dia dapatkan. Kehidupannya benar- benar rumit, Gisella selalu berharap akan ada seseorang yang membuatnya bahagia suatu saat nanti. Tetapi orang itu tidak pernah datang, hanya harapan yang dimiliki Gisella, tidak lebih. ***** Pov Jack Aku baru keluar dari pintu club, baru saja anak buahku mengatakan ada klien yang ingin bertemu denganku. Sebenarnya aku masih belum ingin pergi dari club, karena aku belum bersenang senang. Jangan salah sangka, aku tidak melakukan s*x dengan sembarang wanita, dan wanita yang bisa melakukan s*x denganku hanya wanita yang aku pilih. Supirku membukakan pintu untukku, dan aku langsung masuk ke dalam mobilku. "Kemana tujuan kita sir?" Tanya supirku kepadaku. "Kita akan pergi ke tempat biasa," jawabku singkat. "Baik sir." Saat mobilku melewati jalan yang terdapat beberapa pohon besar, aku melihat seorang wanita yang terduduk sambil menangis disalah satu pohon besar sendirian. Entah dorongan dari mana hingga aku menyuruh supirku berhenti dan menemui gadis itu "berhenti, didepan ada seorang gadis yang sedang menangis, ajak dia ke dalam mobil, cepat!” Supirku terkejut dengan perintahku kepadanya tetapi dia tetap melakukannya. Sekarang aku bisa melihat kalau supirku mendatangi gadis itu dan berbincang bincang sedikit dan aku bisa melihat raut wajah penolakan dari gadis itu, dan aku tidak suka ditolak. Aku memutuskan untuk keluar dari mobilku dan menghampiri gadis itu, dia terlihat terkejut dengan kedatanganku. "Kembalilah ke dalam mobil, aku yang akan mengurusnya," suruhku pada supirku sekaligus bodyguardku. Gadis itu melihatku dengan bola matanya yang besar dan itu menambah kesan imut pada dirinya. "Ikutlah denganku, aku akan mengantarkanmu ke rumahmu,” tawarku. Tetapi melihat ekspresinya yang ketakutan, aku tahu dia kabur dari rumahnya. "Baiklah, jika kau tidak mau pulang, kau bisa menginap dimansion ku," entah setan mana yang merasukiku sehingga aku mengajaknya ke rumahku. "Kenapa kamu sangat baik? Bukankah kita tidak saling mengenal," tanyanya dengan polos. Baru kali ini ada yang menyebut diriku baik, biasanya orang akan menyebutku kejam, iblis, b******n dan semua sebutan yang buruk di dunia ini diperuntukkan untukku. "Aku tidak baik, tetapi baiklah aku akan menganggap ucapanmu pujian dan kenapa aku baik itu karena aku ingin saja, jadi kau mau atau tidak " tanyaku padanya. "Baiklah aku mau.” ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN