Nethink, aku mengulum senyum sembari memijat pelipisku. Bayangan mata besarnya yang melotot jika aku menggodanya kembali terlintas dalam benakku, dia pasti bereaksi seperti itu tadi. Mengangkat tangan dan menyugar rambut tebalku ke belakang, memikirkan bagaimana caranya orang berpacaran. Aku tidak pengalaman dan aku tidak bisa memulai, namun dengan percaya diri malah mengajukan proposal itu padanya. Apa aku perlu referensi? "Ya Pak," "Ke ruangan sekarang." Stafku bagian humas aku panggil untuk memberikan aku dedikasi bagaimana caranya memperlakukan seorang wanita judes. Aku takut jika dia illfeel padaku lalu menganggapku pria yang tidak berakhlak. Kami dari keluarga yang berbeda cara pergaulannya. Dia mungkin terlalu santun dalam bertindak dan dalam pantauan sedangkan aku terkadang