Aroma makanan yang sebenarnya aku suka jadi gak begitu berminat, gak tahu kenapa. Pengen pilih menu yang lain tetapi malas keluar. Aku menyiapkan piring dan sendok. Tiba-tiba tante Nia ikut masuk ke dapur dan ngomong ketus ke umi. "Nis, Senin aku mau ketemu pengacara itu loh yang masalah pembagian warisan Papa. Aku butuh Mas De untuk temani aku, katanya kalau kamu sempat, ya disempatin dong, sibuk apa sih memangnya." Umi hanya berdeham dan dia lanjut lagi, "Bagaimana kalau aku tawarkan Perusahaan itu ke Mas Vido ya, siapa tahu dia mau beli." Aku hanya seorang anak dan tidak bisa menyanggah, biar saja mereka yang saling bicara dan aku jadi pendengar. "Boleh, mumpung ada anaknya, sekalian saja," kata Umi dengan nada santai. "Bisa langsung ke Bapaknya kenapa harus lewat anaknya," jawab