Alhamdulillah, aku bisa menyambut puasa pertama. Tahun ini spesial karena bukan di tanah kelahiranku melainkan tanah kelahiran ayahku tercinta. Setelah sahur, tidak ada yang tidur lagi. Semuanya sibuk dengan ibadah lainnya untuk mendapatkan pahala yang sebanyak-banyaknya. Ketika pagi menjelang, sinar mentari mulai meninggi aku keluar rumah untuk menyiram tanaman di kebun mini milik nenek. Aku bilang mini karena luas tanahnya tidak lebar seperti taman biasa. Tanaman ini tidak ikut puasa karena butuh kesegaran sebelum menghadapi panasnya mentari. Sekitar satu jam berlalu, Umi mendekati aku yang sedang asyik memanen buah tin yang sudah terbelah, tampak menggiurkan enak untuk berbuka, astagfirullah belum waktunya. "Cha, Kak Rere telepon kamu dari tadi katanya gak aktif," ucap Umi. Pons