AM. Maaf

1080 Kata

Tepat pukul 15:30 WIB mobilnya masuk ke dalam garasi. Dia juga masuk lewat pintu samping yang aku bukakan. Saat kakinya melangkah masuk, aku lemparkan pertanyaan beruntun. Ketika kepalanya terangkat, aku sedikit menyesal banyak bertanya karena wajah itu berubah sangat serius. "Kamu suruh saya apa tadi pagi, kerja 'kan? Kenapa sekarang kamu tanya saya darimana? Siapkan makanan, saya mau mandi dulu sebelum makan!" Baru kali ini dia bersikap dingin dan tegas. Lirikan matanya yang tajam, membuatku seperti seekor semut yang tak berarti. Apa aku salah ngomong ya. Bukannya dia orangnya suka bercanda. Biasanya juga dijawab dengan candaan. Ada masalah apa di kantor. Ah, aku jadi mau nangis, dan yah, neteslah air mata ini gak bisa dibendung lagi. Satu per satu netes di pipi. Ih, kesel ya Allah,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN