Angin Buruk

1102 Kata

Sampai di bandara aku dan Qienan berbagi barang yang sudah di packing atas nama kami. Harusnya gak perlu karena buah yang kami petik sama, tetapi entah kenapa kakek dan nenek Icha membedakannya. Apakah punya aku lebih spesial? Porter datang menghampiri aku dan Qienan, kami sama-sama berjalan di belakang Porter yang membawakan barang kami. Aku hanya menjinjing paper bag pakaian yang kami gunakan selama 2 hari, gamis dari Qienan. Sampai di ruang penjemputan, aku dan Qienan saling lirik karena dua sekretaris kami asyik mengobrol tanpa melihat jika kami sudah dekat. "Sejak kapan mereka temenan?" tanya Qienan. "Mana gua tahu, barusan kali, udah nutup juga sekretaris loe?" tanyaku dan dijawab helaan napas Qienan. Setidaknya mata Qienan ga lihat lagi bulatan kenyal besar sekretarisnya. Be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN