"La, cepat deh loe hamil supaya kita gak begini terus," kataku yang nelangsa melihat istriku digendong sama Qienan. Lala tipikal orang yang gak cemburuan dalam hal seperti itu. Bagi dia itu hanya membantu dan gak lebih. Dia yakin karena cinta si beruang madu itu hanya untuk dia. Tetapi aku gak bisa anggap itu biasa, gak biasa banget buat aku. "Ya kamu dong duluan, Icha 'kan muda dari kita. Siapa tahu anak muda langsung cepat jadinya. Kayak anak sekolahan tu, hanya main-main eh jadi," katanya dengan wajah innocent. "Ya laen dong, itu mereka dapat hukuman dari Allah makanya dicepatin, biar tahu rasanya nanggung malu," kataku sembari berjalan keluar kamar menuruni tangga. Jam berapa emaknya si Qienan balik, mudah-mudahan pas jam makan siang udah balik. Si Lala malah nyangkut di atas, ng