Owka Pov Iksan tertawa kayak orang kesurupan, malas sekali aku lihat dia begitu. Untung saja makanan pesananku datang, ku abaikan saja tertawanya Iksan, lebih baik aku makan saja. "Akhirnya lo tahu juga rasanya ditolak, gue kira nasib gue aja yang jelek, eh lo juga ternyata." Enak sekali si Iksan ini ngomong, rupanya dia dari tadi tertawa itu karena menemukan teman senasib, aku tak acuh saja sambil menikmati sop buntut pesananku, makanan ini lebih menggoda, sopnya masih sangat panas hingga mengeluarkan asap yang menebar aroma menggoda indera penciumanku dan mengundang selera makan. "Patah hati tuh harus kuat, bagus selera makan lo nggak kurang," sindirnya melihatku menikmati makan malamku. Aku diam saja. "Memang Ka, patah hati itu bisa bikin bego. Lo kemarin terbang nggak salah - s