1. Gadis sombong

3040 Kata
Di pagi hari, seorang gadis berparas cantik tengah mengendarai mobil miliknya menembus jalan raya. Niat gadis itu hanyalah satu keliling kota untuk menikmati kota yang baru saja ia pijak kemarin. Sebenarnya gadis itu tidak mau ke kota ini tapi sayangnya papa si gadis justru memaksa dirinya agar mau tinggal di tempat ini. Tempat yang jauh dari kota. Membuat gadis itu kesal karena harus tinggal di wilayah perkampungan ini, tapi ia bersyukur rumahnya tidak terletak di wilayah perkampungan. Malah rumahnya sangatlah mewah jadi tentu saja gadis itu akan betah. Mengingat ia juga mendapatkan sebuah mobil baru yang dibeli oleh sang papa-nya. Gadis itu mengendarai mobilnya melewati pembatas kota. Gadis itu cukup kaget saat tiba - tiba mobil mewahnya berhenti secara mendadak saat terdengar suara ban mobil pecah. Membuat mobil yang dikendarai gadis itu berhenti di jalan yang cukup sepi, gadis itu turun dengan wajah kesalnya. "Aaargghh sial. Kenapa pakai acara ban bocor di tengah jalan begini sih. Iihh dasar menyebalkan," Kesal gadis itu sambil menendang kasar ban mobilnya mengunakan high heels miliknya." Sial. Lalu aku harus bagaimana? Malah disini sepi gak ada kendaraan. Belum lagi aku memiliki janji berkumpul sama teman - temanku. Aaarrghhh aku benar - benar sial hari ini," Gerutu Gadis itu." Mau minta jemput tapi aku gak tahu berada dimana. Iiihh, bagaimana aku bisa pulang. Kenapa disini gak ada bengkel mo...! Kedua mata gadis itu tidak sengaja menangkap sebuah bengkel kecil yang tidak jauh darinya. Gadis itu menghela nafas frustasi bagaimana mungkin mobil mahalnya harus disentuh oleh pemilik bengkel jelek itu. Sangat jauh dari kata bengkel malah. "Astaga. Zanna mau kau letakkan dimana wajah cantikmu ini, masa ia kau harus membawa mobil mewahmu ke bengkel kumuh begitu, isss. Bisa lecet mobilku kalau harus disentuh oleh bengkel jelek seperti itu," Pikir gadis itu dengan sombongnya. Gadis itu tidak lain adalah Zanna Kirania gadis kota yang harus pindah ke arah perkampungan demi memenuhi panggilan sang papa. Meskipun Papa-nya tinggal di perbatasan kota, menuju arah perkampungan tetap saja Zanna merasa tidak ikhlas. Karena harus tinggal di kota tempat papa-nya dilahirkan, papanya itu adalah seorang kaya raya jadi jangan heran jika Zanna tinggal di kota dan terbiasa dengan wilayah perkotaan untuk saja daerah perkotaan tidak jauh. Jika saja jauh sudah dipastikan Zanna tidak akan pernah rela untuk tinggal di wilayah kumuh ini. Karena gadis itu sudah terbiasa hidup di perkotaan. "Pokoknya aku gak mau berlama - lama di kampung ini. Aku gak mau di sini terus, aku itu gak betah hidup di kampung. Masih enakan juga di kotaku, daerahnya sejuk gak panas. Terus tidak sekumuh ini," Gerutu Zanna. Mau tidak mau Zanna terpaksa harus melangkah ke arah bengkel kecil itu, bisa Zanna lihat jika disana ada seorang pria tengah sibuk memperbaiki mobil tua yang mungkin milik bapak - bapak itu. Pikir Zanna. "Sudah selesai pak. Mobilnya sudah saya perbaiki dan dijamin Mobilnya akan aman saat dibawa kemana pun," Kata seorang pria dengan tubuh tingginya. Ekor matanya tidak sengaja menangkap seorang Gadis yang tengah melangkah ke arah bengkelnya, siapa lagi jika bukan Zanna yang tengah menghampiri bengkel milik pria itu. "Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya pria itu yang selalu bersikap lama pada semua orang. "Tidak perlu berbasa - basi padaku. Cukup katakan saja apa kau bisa memperbaiki ban mobil mahalku atau tidak? Tapi aku sedikit ragu mengingat bengkelmu ini sangatlah kecil dan juga jelek. Jadi tentu saja aku sedikit meragukan keahlianmu itu," Kata Zanna dengan nada sesombong langit membuat pria pemilik bengkel itu merasa sangat tersinggung dengan sikap sombong Zanna pada dirinya. "Tunggu - tunggu dulu Nona. Sebenarnya kedatangan Nona disini mau meminta bantuan atau hanya ingin menilai buruk bengkelku saja, jangan kira karena mobil nona itu mahal. Nona bisa seenaknya menghina bengkelku, sekecil apapun bengkelku setidaknya aku bisa makan dan mendapatkan uang dengan usaha bengkelku ini. Jadi jika nona hanya ingin menghina bengkelku saja, maaf sekali itu tidak akan mempengaruhi diriku sama sekali," Jelas pria itu dengan nada penuh emosi. "Ya wajar saja. Jika aku menilai - nilai bengkelmu, lagian ya. Mobilku itu mahal dan jika sampai kau merusaknya aku jamin kau tidak akan sanggup untuk menggantinya. Mengingat bengkelmu ini sangatlah ku...!!! "Cukup Nona, saya sudah cukup banyak bersabar untuk menghadapi kesombongan anda. Jika anda datang hanya ingin menghina bengkelku saja ada baiknya anda pergi dari bengkelku sekarang," Usir pria itu yang sudah telanjur kesal pada sosok Zanna. "Baik aku memang ingin pergi kok. Lagian ya, mobilku itu masih sangat mulus dan licin. Jadi tentu saja aku sama sekali tidak mungkin akan rela bila mobil kesayanganku ini disentuh oleh tangan kotormu itu," Hina Zanna yang langsung melangkah meninggalkan pria jangkung itu. "Dasar gadis sombong dan angkuh. Lihat saja, aku jamin dia tidak akan bisa menemukan bengkel dimana pun karena tempat ini sangat terpencil. Aku mau lihat seberapa sombongnya dia. Huh," Gerutu pria itu yang lebih memilih duduk di sebuah kursi kecil dan mulai memakan cemilan yang ada di sampingnya saat ini. "Hai. Dude, kau kenapa? Kenapa wajahmu kusut begitu. Apa karena hari ini sangatlah sepi sehingga wajahmu jadi sekusut itu?" Tanya seorang pria seusianya yang datang dan memilih duduk di samping pria jangkung itu. "Ya. Yang kau katakan itu memang benar, hari ini memang sangatlah sepi. Bahkan lebih sepi dari kemarin, Lagian, kau tahukan jika penghasilanku selama ini tergantung pada bengkel kecil ini. Jika aku tidak memiliki bengkel ini entah apa yang akan terjadi padaku," Ujar pria itu yang sesekali menatap Zanna yang tengah sibuk dengan benda kecil ditangannya. Yang pria itu yakini adalah sebuah ponsel. "Oh ayolah. Dude, ini namanya hidup. Besar kecilnya keuntungan setidaknya kita memiliki penghasilan. Bukan begitu?" Tanya sahabat pria jangkung itu dengan mimik sok berwibawanya. "Ya. Kau benar," jawab pria itu kembali. ***** "Sial. Aku benar - benar sial hari ini. Tempat ini benar - bener kampungan sekali. Masa sama sekali gak ada sinyal, gimana aku bisa menghubungi papa coba, huh, sebel. Malah panas lagi," Omel Zanna yang segera Memasuki mobilnya untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari. Zanna semakin kesal saat menatap bengkel kumuh yang ada di samping jalan tersebut." Dasar sombong. Baru juga punya bengkel kecil dan jelek saja sudah sok, andai dia tahu bahwa aku bisa.membeli bengkel yang lebih besar dari bengkel kecilnya itu. Ingin sekali aku beri pelajaran pada pria sombong itu, tapi bagaimana caranya? Jika aku berbuat jahat padanya bisa - bisa aku gak akan bisa pulang. Tapi, meminta bantuan padanya sama saja aku membuat diriku malu sendiri. Iihh sebel, tapi kalau gak gitu aku gak bisa pulang dong. Iihh, masa ia sih aku harus disini berhari - hari," Kesal Zanna yang semakin memasang wajah cemberut. "Sudahlah. Gak ada pilihan lain lagi, mending aku menyerah dan meminta bantuan padanya. Tapi tetap saja aku gak akan memasang wajah menyedihkan justru aku tetap akan bersikap sombong padanya. Huh, Zanna kurangi egomu demi bisa pulang," Kata Zanna yang pada akhirnya keluar dari mobilnya dan melangkah ke arah bengkel kecil itu lagi. Zanna melangkah begitu anggun dengan high heels yang mempercantik kaki jenjangnya itu. Melihat kedatangan Zanna kembali. Pria pemilik bengkel itu sama sekali tidak berminat untuk menatap sosok cantik itu. "Hei. Kau kemarilah," Panggil Zanna seakan tengah memanggil seorang pelayan saja. Membuat pria jangkung itu mendesak malas sambil melangkah ke arah Zanna. "Ada apa? Apa kau sudah sadar dengan kesombonganmu itu?" Tanya pria itu dengan senyuman mengejeknya. "Huh. Jangan terlalu sombong kau? Aku hanya ingin menawarkan bayaran yang mahal untuk dirimu. Mengingat bengkelmu itu sangatlah kecil dan juga sepi kan," Kata Zanna masih dengan egonya membuat pria itu memutar kedua matanya dengan jengah. "Bayaran mahal? Bayaran seperti apa Nona sombong?" Tanya pria itu dengan wajah malasnya. "Ya. Semacam kau memperbaiki mobilku dan aku akan Memberi dirimu bayaran yang lebih mahal dari konsumenmu yang lainnya," Kata Zanna masih dengan nada angkuhnya. "Kau tahu. Belum pernah aku bertemu gadis sesombong dirimu? Huh, tapi sudahlah. Mungkin sudah nasibku yang apes hari ini," Kata pria itu membuat Zanna menatap kesal pada sosok pria jangkung itu." Baiklah aku terima. Asalkan kau mau membayar aku dengan mahal, aku meminta 10x lipat kau setuju?" Tanya pria itu dengan senyuman evil-nya. "Tentu saja aku setuju. Soal bayaran bagiku itu sangatlah mudah asalkan kau bisa memperbaiki ban mobilku dan tidak membuat mobilku lecet sedikitpun. Kalau begitu cepat kau selesaikan karena aku mau pulang. Oh iya, dimana ruangan yang ada AC-nya. Karena cuaca hari ini sangatlah panas dan aku gak bisa duduk di tempat sekotor ini. Jadi dimana ruangan ber-AC itu?" Tanya Zanna dengan sombongnya. "Oh astaga. Nona, apa kepalamu sempat terbentur tadi sehingga anda melupakan satu hal. Bahwa ini bengkel bukan hotel, kalau nona mau AC lebih baik nona ke hotel saja. Huh," Kesal Pria itu yang langung meninggalkan sosok Zanna yang tengah memberikan ia sebuah tatapan menusuknya. "Romi. Bisakah kau membantu aku? Tolong ambilkan aku ban mobil baru untuk menganti ban milik gadis itu," Pinta pria itu pada sahabatnya yang tidak lain adalah Romi. Sang sahabat terbaiknya. "Oke siap Dude." Romi dengan cepat mengambil ban baru dan membawanya kepada Pria jangkung itu," Ini. Felix, ban mobilnya. Tapi Felix, aku heran gadis itu sangatlah cantik tapi sombongnya bukan main. Huh, cantik - cantik angkuh banget," Kata Romi menilai sosok Zanna. Felix, adalah nama si pria jangkung itu. "Biarkan sajalah Rom. Lagian, ngapain juga kita mengurus gadis gila seperti i...!!!! Ucapan Felix dihentikan langsung oleh Zanna. "Kau bilang apa tadi? Kau mengatakan aku gadis gila?" Tanya gadis itu terdengar nada tidak terima pada nada bicaranya. "Kalau iya kenapa? Lagian kau itukan memang gadis gila, gadis tidak waras yang sombongnya minta ampun," Ledek Felix tanpa rasa takut. "Kau itu benar - benar ku.... ... Aaaarrrr brukkk." Zanna yang berniat memukul sosok Felix justru salah satu kakinya tersandung sesuatu membuat gadis itu pada akhirnya terjatuh di atas tubuh Felix. Beberapa saat keduanya saling menatap dalam posisi yang tidak pernah dipikirkan oleh orang lain. Aaaaaaaa Keduanya sama - sama berteriak karena posisi mereka yang sangat memalukan. Bisa - bisanya posisi kedua tangan Felix berada dikedua payudaraa... Zanna. Sebagai penahanannya. Tentu saja keduanya merasa terkejut dengan posisi seperti ini. "Ma.. maafkan aku. A...!!! Plaaaakk Zanna segera berdiri karena merasa sangat memalukan di dalam posisi seperti tadi. Sedangkan Felix merasa sangat bersalah pada gadis itu. Sebelum Felix ingin meminta maaf sebuah tamparan terlebih dahulu mendarat di wajah tampannya membuat Felix dapat merasakan rasa panas di wajah tampannya itu. "Dasar pria kurang ajar, gak tahu sopan santun. Dasar PRIA MESUM.. Iiihhh," Teriak Zanna dengan wajah memerahnya. Lain dengan Romi yang justru tengah tertawa terbahak - bahak melihat sahabatnya Felix yang justru terbengong - bengong saat mendapatkan tamparan Zanna tadi. "Felix. Hei, dude kau kenapa? Jangan - jangan kau merasa shock ya dengan kejadian barusan?" Tanya Romi dengan senyuman gelinya. Membuat Felix kembali menoleh ke arah Zanna yang justru membuang muka ke arah lain. "Kau bantu aku Rom. Ayo kita selesaikan semua ini agar aku bisa bebas dari gadis gila itu," Kata Felix yang kembali sibuk dengan ban mobil yang akan ia pasangkan di mobil Zanna. Sekilas Felix kembali menoleh pada Zanna yang tengah sibuk dengan ponselnya. "Kenapa kau melihatnya, Dude? Jangan bilang kau mulai tertarik pada gadis itu ya?" Sindir Romi dengan kekehan gelinya. "Dasar kau ini," Karena kesal Felix langsung memberikan sebuah pukulan di kepala Romi membuat Romi mengadu kesakitan." Kau tahu? Belum pernah aku bertemu gadis sesombong dia. Huh, sungguh sial hari ini," Ucap Felix yang tengah memasangkan ban baru pada mobil mahal Zanna. "Hahaha. Sabar dude, lagian kau juga salah siapa suruh kau memegang bagian terlarangnya. Jadi jangan heran jika kau mendapatkan amukan darinya. Hahaha," Bisik Romi dengan kekehan gelinya. Membuat Felix mau tidak mau tersenyum karena mengingat adegan yang sempat terjadi pada dirinya dengan gadis itu. Sekilas Zanna menoleh ke arah Felix dengan wajah yang masih sangat jutek tapi tidak diambil pusing oleh Felix. Justru Felix bangkit dari posisinya yang sempat memperbaiki ban. Karena cuaca yang panas membuat tubuh Felix dibanjiri oleh keringat. "Tunggu sebentar Rom. Aku mau lepas bajuku dulu soalnya panas banget gak tahan rasanya," Kata Felix yang segera berjalan dan melepaskan pakaiannya hingga terpampang jelas otot - otot pria itu yang terlihat begitu jantan. Membuat Zanna menelan ludahnya secara susah payah. Bahkan Felix seakan tidak mau menatap gadis itu lagi dan justru kembali memperbaiki ban mobil milik Zanna. Karena keinginan Felix hanyalah satu, memperbaiki mobil Zanna agar bisa membuat gadis sombong itu pergi dari bengkelnya. "Astaga. Tubuhnya sangatlah indah. Lihat otot - ototnya. Wow, terlihat begitu jantan," Pikir Zanna." Huh, apa yang tengah kau pikirkan Zan, ingat pria itu hanya pria biasa. Mau dikemanakan wajahmu apa lagi jika sampai papa tahu bisa habis kau. Papa tentu akan marah besar saat mengetahui kau menyukai seorang pria miskin," Batin Zanna yang segera membuang muka ke arah lain. Setengah jam memperbaiki ban mobil milik gadis itu, kini Felix bisa mendesak lega karena pekerjaan telah selesai. "Sudah selesai Nona. Nona bisa cek apa mobil nona ada yang lecet atau tidaknya," Kata Felix yang tengah menghapus keringat yang ada si wajah tampannya saat ini. "Euhmm. Pakai ini saja, kalau pakai tanganmu. Bisa - bisa wajahmu ikutan kotor loh nanti," Kata Zanna yang dengan berbaik hatinya memberikan sapu tangannya pada Felix. "Tidak perlu. Untuk apa kau memberikan sapu tanganmu padaku, apa kau tidak takut sapu tanganmu terkena virus orang miskin?" Tanya Felix yang langsung melangkah pergi tanpa mau mendengarkan jawaban apapun dari Zanna. Mendengar hal itu membuat Zanna sedikit merasa bersalah pada sosok Felix karena telah mengucapkan hal yang begitu kejam pada Felix. Bahkan Zanna dengan teganya menghina dirinya tadi. "Sebenarnya yang salah itu siapa sih? Kenapa dia jadi se-sensi itu. Aku kan hanya ingin berbuat baik padanya dengan cara memberikan sapu tangan padanya. Tapi kenapa justru ia menolak niat ba...!!!! Ucapan Zanna terhenti saat sosok Romi mengucapkan sesuatu yang sanggup membuat ia terdiam. "Mungkin menurut orang kaya ucapannya selalu benar. Berbeda sekali dengan kami yang hanya orang miskin, tentu saja ucapan kami itu selalu salah di matamu. Status memang sangat membedakan kami ya," Kata Romi yang tengah menatap lekat wajah cantik Zanna. Seakan tengah menyindir sosok Zanna. "Maaf. Bukan maksudku ingin menghina kalian, tapi aku hanya ingin ber...!!!! Lagi - lagi ucapan Zanna harus kembali terhenti. "Sudahlah Nona kau jangan berbicara pada kami. Kau itu tidak pantas berbicara pada pria miskin seperti kami, sebaiknya kau cek mobilmu dan bayar semuanya. Lagian, kami itu tidak seperti dirimu yang hidup penuh dengan materi," Kata Romi yang sedikit kesal pada sosok Zanna karena berlaku sangat sombong pada sahabatnya itu. Zanna pada akhirnya mendesak pasrah dan langsung mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu pada Romi. "Aku gak tahu ini cukup atau tidak. Tapi jika tidak cukup akan aku ditambahi lagi kok. Ja..!!! Ucapan Zanna terhenti saat kedatangan Felix yang tiba - tiba. "Itu terlalu banyak. Aku ambil ini saja," Kata Felix pada akhirnya hanya mengambil dua lembar uang seratus ribu pada Zanna. "Tapi tunggu dulu. Bukannya kau tadi bilang aku harus bayar 10x lipat, tapi kenapa kau malah mengambil dua ratus ribu saja?" Tanya Zanna yang heran pada Felix yang tengah memasang wajah dinginnya. "Aku hanya bercanda. Aku bukan pria yang ingin mengambil uang secara cuma - cuma. Lagian ini sudah cukup bagiku, jadi sebaiknya kau pulang saja sekarang karena hari sudah semakin sore tidak baik juga seorang gadis berada di tempat se-sepi ini," Kata Felix yang berniat melangkah menjauhi Zanna tapi dihentikan dengan cepat oleh Zanna. Zanna tanpa kata lagi langsung menggenggam tangan besar Felix. "Tunggu dulu. Ku mohon," Kata Zanna dengan suara bersalahnya. Membuat Felix pada akhirnya kembali menoleh menatap sosok Zanna kembali. "Ada apa lagi? Apa kau kurang puas menghina diriku. Apa kau kurang puas memamerkan hartamu padaku, Oh ayolah aku sangat sadar akan hal i...!!!! Felix menghentikan ucapannya itu. "Maafkan aku. Aku sungguh menyesal karena telah menghinamu, tapi aku bersungguh - sungguh ingin memperbaiki semuanya. Jadi ku mohon maafkan aku ya?" Mohon Zanna." Bahkan aku berjanji, jika kau mau memaafkan aku, aku tidak akan pernah lagi melukai hatimu. Aku janji," Kata Zanna lagi. "Sudahlah. Lupakan saja, sebaiknya kau cepat pulang karena hari sudah semakin sore. Lagian, mobilmu sudah aku perbaiki jadi tidak perlu khawatir lagi. Ayo sa..!!! "Bolehkah aku mengetahui namamu. Jika kau tidak keberatan sih. Oh iya aku Zanna Kirania. Namamu siapa?" Tanya Zanna dengan senyuman manisnya saat ia menyodorkan salah satu tangannya ke arah Felix. Tanpa mau mempedulikan perkataan Felix padanya. "Aku Felix Antonio Januar. Senang berkenalan denganmu Zanna," Kata Felix yang membalas senyuman Zanna. Membuat gadis itu semakin mengembangkan senyumannya. Hingga kedua tangan mereka terlepas. "Oh iya. Felix, apa aku boleh datang lagi kemari? Jika aku menginginkannya nanti?" Tanya Zanna penuh harap membuat Felix menatap ke arah Romi yang tengah memberikan dua jempol pada dirinya. Membuat Felix tersenyum tipis dan kembali menatap ke arah Zanna. Zanna masih menunggu dengan setianya. Zanna tentu ingin tahu apa jawaban Felix. Tapi melihat anggukan kepala dari Felix membuat Zanna semakin melebarkan senyumnya. "Aaaaa. Terima kasih Felix kau baik sekali, terima kasih. Terima kasih," Karena bahagia Zanna sampai memeluk Felix dengan begitu erat membuat jantung keduanya berdetak dengan debaran yang cukup kuat." Ah. Maafkan aku Felix aku terlalu senang," Ujar Zanna dengan menggigit bibir bawahnya karena malu. "Tidak masalah. Ayo aku antar ke mobilmu sudah waktunya anak gadis pulang," Kata Felix yang langsung menarik jemari Zanna untuk ikut bersamanya. Keduanya sudah berdiri di pintu mobil, Felix membukakan pintu mobil untuk Zanna, Zanna dengan senyuman manisnya memasuki mobil yang sudah dibuka oleh Felix. "Terima kasih Felix," Ujar Zanna saat ia sudah duduk di dalam mobil. "Sama - sama," balas Felix. "Bye Felix." Lambaian tangan keduanya hingga mobil yang dikendarai oleh Zanna meninggalkan Felix seorang diri. Felix menatap mobil Zanna yang sudah menjauh. "Gadis yang aneh. Tiba - tiba berubah dalam sekejam," Pikir Felix dengan senyuman gelinya. Felix segera melangkah kembali ke bengkel mobilnya. "Dia aneh sekali ya. Tadi dia bersikap sombong sekarang dia malah bersikap sok akrab begitu padamu. Lucu sekali," Kata Romi saat Felix telah melangkah ke arahnya. "Ya. Namanya perempuan susah di tebak. Bukan begitu, jadi abaikan saja. Kita lihat besok, apa dia benar - benar datang atau tidak," Kata Felix. "Hohoho. Kalau dia datang memangnya kau mau apa?" Tanya Romi penuh curiga saat melihat senyuman Felix. "Mungkin aku akan dengan senang hati menyambutnya. Lagian dia gadis yang cantik dan menarik. Ya meskipun awalnya menyebalkan," Kata Felix membuat Romi terkekeh geli membenarkan semua perkataan sahabatnya itu. Memang Zanna sangat aneh bagi kedua pria itu karena berubah dengan begitu cepat. TBC ***** Akan di up saat like sudah banyak ya.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN