Urusan sempak ya sudah lah. Ia terlalu malu untuk mengakui kalau sempak berwarna-warni itu miliknya. Bahahaha. Jadi ia tak tahu dibawa ke mana sempak-sempak itu oleh Sofia. Lagi pula, kenapa ia terlalu malu untuk mengakuinya sih? Hahaha. Kalau bukan Sofia aah bukan deh, seandainya gak ada yang menanyakan sempak itu milik siapa. Mungkin cuma ditaruh begitu saja di tempat yang agak tersembunyi, mungkin ia masih berani mengambilnya diam-diam. Lah tadi? Ditanyakan langsung. Ia mana berani sih? Hahahaha. Jadi akhirnya, ia keluar dari rumah kyai dengan tangan kosong. Yeah kosong. Tak ada apapun. Terpaksa diikhlaskan. Ia menghela nafas dan menatap sisa-sisa sempaknya. Ya masih bisa dipakai kok. Masih cukup untuk beberapa hari. Tapi kalau hilang lagi bagaimana? Ia terpaksa harus membeli tapi