"Itu sih mobilnya." Mereka mengintip di sela-sela pagar. Tapi Ardan tak terlihat. "Udah masuk kali ya?" "Kayaknya sih." Itu lingkungan sekolah yabg berdampingan dengan asrama putri. Gedung sekolah putra dan putri itu saling berhadapan. Tak ada batas pagar atau apapun. Kalau upacara juga berdampingan kok. Hanya asrama para lelaki memang agak jauh. Jadi biasanya ya berjalan kaki atau kalau yang punya sepeda ya mengendarai sepeda. Tapi untuk yang ingin belajar seperti Ardan, biasanya belajar di gedung belakang rumahnya kyai itu. Ya masih satu pagar dengan asrama putri. "Mau balik?" "Makan dulu lah. Laper." Ya sih. Rain juga sudah bangun. Tahu-tahu sudah di sini. Ia baru sadar dan membuka mata. Adit, Agha, dan Ferril kembali masuk ke dalam mobil. "Bang Ardan gimana?" "Kayaknya benera