Malam ini akhirnya mereka sudah bersiap-siap untuk berangkat. Kini Raisa berangkat bersama dengan Raffa dan Milo. Mereka bertiga berangkat bersama dan kali ini mereka sudah berada di jalan menuju ke Caffe Atria.
"Ca, yang lain udah kamu hubungin sekarang? Nanti kita udah berangkat tapi mereka belum berangkat juga." ujar Milo yang bertanya kepada mereka.
"Oh iya A, Caca lupa. Ternyata belum hehhee. Bentar Caca bilangin ke mereka ya, tapi harusnya mereka inget sih A soalnya kan malam ini bakalan di traktir sama Raffa juga. Siapa sih yang bakalan nolak kalo di traktir hehehe. Mereka kan anak gratisan." ujar Raisa yang membuat Raffa menjadi senang.
Raisa sedang berkutat dengan handphone nya dan dia sekarang mengabari teman-teman nya. Sebenarnya ia hanya mengingatkan kepada teman-temannya untuk berangkat karena akan sangat rugi jika tidak ikut. Setelah sudah mengabari, ia menaruh handphone nya lagi dan mengobrol dengan Raffa dan Milo. Raisa masih menatap Raffa dengan pandangan tak percaya. Rasanya benar-benar ini seperti sesuatu yang tidak nyata baginya.
Sampai sekarang bahkan Caca ga pernah nyangka kalo Raffa akhirnya kembali ke Caca. Terimakasih sudah mau kembali Raffa. Batin Raisa itu.
Mobil Milo akhirnya memasuki parkiran Caffe Atria dan kini mereka sudah turun dari mobil. Mereka bertiga masuk ke dalam Caffe dan langsung memilih tempat duduk. Namun ternyata saat akan memilih, mereka melihat bahwa Lini dan Ayu sudah terlihat oleh mereka. Memang jika yang namanya traktiran mereka paling suka. Sekarang Raisa, Milo dan Raffa berjalan ke arah Lini dan Ayu yang memilih tempat di pojok kanan Caffe. Mereka tersenyum.
"Gila, kalian datang jam berapa?" tanya Milo kepada mereka berdua.
"Hehehe, udah dari sepuluh menit yang lalu A. Pokoknya mah kalo tentang gratisan kita paling semangat A. Jangan kaget." ujar Lini tersebut.
"Tuh kan apa Caca bilang. Pasti mereka itu semangat banget udah. Sekarang cuman kurang Gerald ya, kemana ya perginya Gerald, Bimo, Rara sama Nanda. Mereka kok lama banget datangnya." ujar Raisa tersebut.
"Ya udah ditunggu aja lah mereka. Sambil pesan yuk sekarang kita." ujar Lini yang tampak tak sabaran itu. Raisa dan yang lainnya tampak mengangguk menyetujui Lini. Kini mereka pun sudah memesan makanan.
Sementara itu Gerald, Bimo dan Nanda saat ini sedang menunggu Rara yang sangat lama sekali. Padahal mereka tadi sudah lima belas menit sebelum berangkat ke rumah Rara menghubungi Rara supaya siap-siap. Namun ternyata sampai mereka di sana pun Rara masih belum siap juga.
"Rara ngapain sih di dalam. Jangan-jangan dia b***k deh, duh pusing gua tuh sekarang udah kelaparan masih harus nunggu Rara lagi. Lama banget sumpah dia itu. Kenapa bisa selama ini sih Weh." ujar Nanda yang kesal.
"Calon cewek Lo tuh Nan, bilangin sana nanti." ujar Bimo pada Nanda.
"Eh, enak aja Lo. Ga ya, dia tuh yang calon pacar Lo. Ga mau gua punya cewek kayak dia. Lama banget dandanya woy." ujar Nanda yang kesal sekali.
"Halah udahl berdua, dia sama siapa aja diantara Lo juga cocok." ujar Gerald membuat mereka berdua saat ini bergidik ngeri tidak mau itu terjadi.
Tak lama setelah itu dalang dari keroncongan perut mereka akhirnya keluar juga dari rumah nya. Ia pun tampak nyengir dan tanpa rasa bersalah langsung masuk ke dalam mobil. Kebetulan Nanda yang ada di bangku belakang dan otomatis ia akan satu seat dengan Rara tersebut saat ini.
"Hai guys, udah lama ya nunggunya? Sorry ya guys hehehe." ujar Rara.
"Kita dah kelaparan woy, Lo tadi ah ga tau lah. Ayo kita berangkat, gua udah lapar banget ini." ujar Nanda kepada Gerald dan mereka pun berangkat.
Mereka berempat sudah berada di jalan, Rara tampak cerewet bercerita ke mereka sementara mereka yang masih kesal pada Rara pun hanya mendiam kan Rara yang masih bercerita. Hal itu semakin membuat Rara kesal tapi ia juga tahu bahwa teman-teman nya itu kesal karena tadi dia lama.
Ya habisnya alis nya dia tadi tidak mau simetris jadi nya ia lama mengatur alis nya supaya simetris. Baru lah dia tadi berani keluar ke mereka.
"Eh itu mobil nya Raffa udah ada. Mobil nya Lini juga. Berarti mereka emang udah datang. Yah kita yang terakhir ya." ujar Rara yang saat ini sedih.
"Woyyy kita terakhir juga gara-gara Lo kali. Kalo ga temen tadi dah gua tinggal Lo di rumah biar berangkat sendiri aja." ujar Bimo ikutan kesal saat ini.
"Ya elah, ya maap kali. Lagi pula kalian itu ga boleh bersedia ria kayak gitu kan ini nanti kita makan nya di bayari sama Raffa hehehe. Kita bakalan di traktir guys jadi kalian jangan pada resah dan risau gitu dong. Ayo bergembira bersama heheeh." ujar Rara yang menggila dan akhir nya di tinggal mereka.
Kini Gerald, Bimo dan Nanda sudah masuk ke dalam yang mana membuat Rara yang ditinggal langsung mengejar mereka karena ia seperti anak ilang. Mereka berempat akhir nya sudah sampai di tempat duduk Raisa dan yang lain nya. Raisa bertanya kepada mereka kenapa mereka sangat lama.
"Kok kalian lama banget sih berangkat nya? Pada kemana deh emang? Caca aja udah sampai dari sepuluh menit yang lalu." ujar Raisa ke mereka.
"Ca, kalo kita ga jemput ini bocah satu. Kita datang nya lebih dulu dari Lo deh. Sumpah, yang bikin lama itu dia. Ga tau tuh ngapain tadi." ujar Nanda.
"Ya elah di bahas terus, gua kan udah minta maaf." ujar Rara tersebut.
"Udah, kalian mending sekarang pesan makanan sama minuman." ujar Milo yang selalu menjadi penengah diantara mereka. Kini mereka pun memesan makanan dan minuman. Lagi pula mereka juga sudah lapar sekali.
Saat mereka sudah mulai makan, tiba-tiba mereka melihat ada Genk Gilang muncul di Caffe Atria juga. Ada Adam, Elang dan Keisha juga bersama mereka. Raisa tak menyangka bahwa mereka bertemu di Caffe seperti ini. Entah lah saat melihat ke arah Gilang, rasa nya Raisa masih sedikit deg-degan. Namun ia buru-buru melepaskan pikiran nya itu karena sekarang ia sudah ada Raffa, ia tidak boleh seperti ini. Jika ia terus-menerus memikir kan Gilang, ia akan menyakiti hati Raffa. Tentu Raisa tidak ingin menyakiti Raffa tersebut.
Kamu masih sangat peka ya Ca, peka terhadap radar Gilang. Karena bukti nya disaat yang lainnya masih mengobrol dan belum sadar jika disini ada Gilang dkk, tapi kamu udah sadar dulu. Padahal tadi kamu habis ngobrol seru. Kenapa kamu bisa sepeka itu Ca? Apa kamu masih sayang sama Gilang? Apa kamu masih ada hati untuk Gilang? Batin Raffa yang tadi ia memang sudah tahu bahwa ada Gilang dan teman-temannya ketika mereka turun dari mobil. Tembok yang berbahan kaca ini mampu membuat nya mengetahui.
"Eh gila, itu kan Gilang sama yang lain nya? Gua berasa dunia itu sempit banget sih. Bisa-bisa nya di sekolah udah ketemu sama mereka dan sekarang di Caffe Atria juga ketemu sama mereka. Kebetulan banget ga sih mereka bisa datang ke tempat ini dan dengan waktu yang ga jauh beda sama kita. Jangan-jangan mereka itu pada ngikutin kita loh." ujar Lini kepada mereka.
Raisa tampak langsung menatap ke Lini dengan pandangan aneh, ia pun juga merasa apakah semua ini benar? Apakah Gilang mengikuti diri nya?
"Apa sih Lini, ga mungkin lah. Lagi pula juga ngapain mereka ngikutin kita? Udah lah ga usah mikir macam-macam. Mending sekarang habisin makanan nya aja Lini." ujar Milo dan Lini pun mengangguk dengan senang. Ia mendengar dari Bimo bahwa hubungan Milo dengan Mila sedikit renggang jadi masih ada harapan bagi nya untuk bersama dengan Aa Milo tersayang.
"Bener kata Milo, mending habisin makanan." ujar Raffa tersebut.
Sementara itu Danu dan Reza sadar bahwa ada Raisa dan yang lainnya di Caffe Atria dan mereka masih saja melihat ke arah Gilang. Mereka yakin bahwa Gilang sudah tahu tentang hal itu, Gilang sudah tahu bahwa disana ada Raisa semenjak ia tadi berada di parkiran. Namun entah kenapa rasa nya ia tidak ingin pergi dari sana. Ia ingin masuk ke dalam Caffe Atria dan semakin lama menatap ke arah Raisa. Padahal ia tahu jika ia masuk ke dalam ia akan merasa kesal dan kecewa bersamaan. Ia akan semakin membenci Raisa.
"Kita pindah aja gimana Lang? Gua denger Caffe depan juga makanan nya enak-enak kok." ujar Danu kepada Gilang karena ia melihat raut Gilang.
"Ga perlu, gua mau makan disini. Bukan mau ngeliat orang pacaran." ujar Gilang dan ia langsung duduk di salah satu meja disana. Teman-teman nya pun mengikuti Gilang dan mereka saat ini mulai memesan makanan disana.
Gua tahu Lang kalo Lo udah mulai jatuh ke Raisa. Tapi sayang saat Lo jatuh ke Raisa, Raisa udah kembali ke Raffa. Waktu Lo yang ga tepat Lang. Kalo aja Lo sebulan lebih cepat, gua yakin kalo Raisa bakalan milih Lo. Tapi gua ga bisa bohong Lang, gua lebih dukung Raisa sama Raffa karena Raffa ga akan ngelakuin hal jahat yang pernah Lo lakuin ke Raisa. Batin Abyan itu.
"Yok pilih makanan yok keburu laper ini gua heheheh. Laper banget dari tadi belum makan." ujar Danu ke mereka semua untuk mengubah suasana.
"Yuk lah, makan yang banyak pokok nya kita." ujar Reza membantu. Tapi tetap saja Gilang hanya diam saja. Ia hanya memesan apa yang ingin ia pesan.
Rencana mereka membawa Gilang ke sini untuk sedikit menghibur Gilang tapi ternyata mereka malah membuat Gilang semakin terpuruk karena disini tanpa disangka mereka juga bertemu dengan Raisa dan teman-temannya. Mereka akhirnya memesan makanan dan saat ini mereka sudah mendapat kan makanan. Kini mereka sudah makan, ssat mereka makan mereka melihat Raisa dan teman-temannya sudah selesai makan dan pergi.