Jonathan menasihati sang istri dengan berucap lembut agar Laura paham dengan apa yang dia ucapkan kepada perempuan itu. “Iya, Jonathan. Sorry, masih jadi anak mami yang apa-apa langsung ke orang tua. Harusnya nggak boleh gitu, tapi sering aku ulangi lagi dan lagi.” Luara berucap dengan pelan. Jonathan kemudian mengusapi pucuk kepala perempuan itu lalu mengulas senyumnya. “No problem. Yang penting jangan diulangi. Kalau diulangi lagi pun, stok sabar aku masih berlimpah. Nggak apa-apa diulangi pun. Karena kamu orangnya pelupa.” Laura kembali mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan suaminya itu. “Dasar!” Jonathan lantas terkekeh mendengar ucapan sang istri. “Aku tetap sayang sama kamu, walau kamu manja dan pelupa.” “Yaa harus! Nggak boleh nggak!” Jonathan kembali terkekeh. “Iya, Sayang.