Kaburnya Calon Pengantin

1020 Kata
Hari yang sudah di nantikan oleh Raja pun telah tiba, rumah mereka sudah di hias bak istana, para tamu penting dan kerabat sudah berdatangan, sedangkan Anya yang sudah di dandani oleh MUA terkenal di kota itu sudah terlihat sangat cantik. Kabar pernikahan mereka yang sangat tertutup, bahkan tidak terendus oleh media. Anya Alexandra terlihat menatap wajah nya di meja rias, tubuh nya telah di balut baju pengantin yang begitu cantik, entah kenapa Anya merasa sangat ragu dengan pernikahan ini, Anya masih ingin hidup bebas dan berkarir menjadi model kelas dunia. "Aku gak bisa menikah! aku tidak mau," ucap nya pada diri sendiri. Kamar itu hanya tinggal diri nya sendiri, sedangkan Ratu di suruh untuk berjaga di depan pintu, Ratih menyuruh Ratu agar pintu tidak di buka sampai dirinya menjemput Anya. Anya terus menarik handle pintu, namun pintu memang sudah terkunci, entah kenapa Ratih merasakan firasat bahwa Anya tidak menginginkan pernikahan ini. Ratu yang kebingungan hanya bisa berbicara dari balik pintu. "Hei! buka pintu nya, aku ingin keluar!" teriak Anya yang sudah menggedor-gedor pintu. "Maaf nona Anya, ini saya Ratu, nyonya Ratih bilang sebaiknya nona di dalam dulu, sebentar lagi nyonya Ratih akan kemari," jawab Ratu dari balik pintu. "Sial! mereka sudah memperlakukan diriku seperti tawanan, aku tidak akan menikah dengan Raja, tidak akan pernah!" ucap Anya yang sudah mengepal kan kedua tangan nya. Anya akhirnya memiliki rencana agar bisa kabur dari rumah itu, Anya akhirnya berusaha untuk merayu Ratu agar segera membuka pintu. "Ratu, tolong buka kan pintu, aku sangat haus, uhuk uhuk ..." lirih nya dengan sedikit terbatuk-batuk. "Tapi nona? aku-" "Aku bilang buka b******k, kau mau aku adukan pada Raja, aku haus dan kau tidak memberikan aku minum!" bentak Anya dari balik pintu yang sudah tersulut emosi. Ratu yang ketakutan akhirnya melirik ke kanan dan ke kiri namun tidak ada siapapun, semua orang sibuk di bawah mempersiapkan acara pernikahan. Dengan berat hati Ratu memutar kunci pintu dan pintu pun terbuka. Ceklek ... "Kau ini! sudah membuat majikan mu menunggu!" bentak Anya sambil melotot kan mata nya. Anya kembali melirik Ratu dengan pakaian maid nya, tubuhnya yang tinggi dengan wajah yang cantik tanpa riasan. Anya menangkup pipi ratu dengan tangan nya. "Kau cukup cantik, bodoh sekali mau menjadi pembantu, pergi lah! ambil kan air putih untuk ku!" perintah nya. Karena gugup dan takut, Ratu yang tidak dapat berpikir akhirnya berlari dan turun ke bawah mengambil air putih, sedangkan Anya langsung membuka pakaian pengantin yang sudah di kenakan nya, Anya langsung mengganti pakaian nya dan berlari menuju pintu belakang, Anya meninggalkan acara pernikahan nya. Ratu yang telah kembali langsung masuk dengan membawa nampan yang berisi air putih, namun begitu terkejut nya Ratu ketika melihat kamar itu sudah kosong, hanya baju pengantin yang tergeletak di lantai. "Nona Anya?" panggil nya dan melihat ke dalam kamar mandi, nyata nya kamar mandi pun kosong. Ratu yang kebingungan hanya bisa menangis dan memelintir pakaian nya. "Ya Allah, apa yang harus aku lakukan? kemana Nona Anya pergi?" Ratu menjatuhkan tubuh nya sambil memegangi pakaian pengantin milik Anya. Ratih yang sudah tiba di kamar di mana Anya di rias sangat kaget melihat Ratu yang menangis sambil memeluk gaun pengantin milik Anya. "Ratu? kamu kenapa menangis? kenapa kamu memegangi gaun pengantin Anya? mana dia?" bertubi-tubi pertanyaan langsung ditujukan Ratih padanya. "Nyonya, maafkan saya Nyonya, Nona Anya kabur!" tangis Ratu pun pecah. Sedangkan Ratih hanya bisa memegangi d**a nya yang terasa sesak. "Astaghfirullah, bagaimana ini? Ratih langsung berlari ke bawah memanggil Raja yang sedang menyambut para tamu dan kerabat, bahkan tuan kadi pun telah tiba. "Raja, Anya kabur!" bisik Ratih di telinga Raja. Raja hanya bisa menelan saliva nya sambil mengepal kan kedua tangan nya. Dengan langkah gontai, Raja dan Ratih menaiki anak tangga. Lala dan Lulu yang merasa penasaran mengikuti kedua nya ke atas. "Ada apa sih ma? kenapa mas Raja terlihat marah." ucap Lulu yang sudah menyeimbangkan langkah nya dengan sang mama. "Anya kabur lu!" desah Ratih dengan suara yang parau. "Apa? kak Anya kabur!" teriak Lulu sambil menutup mulut nya. Kini mereka bertiga hanya bisa mengikuti langkah Raja yang sudah tersulut emosi. Raja langsung masuk kedalam kamar dimana Anya di rias, Raja langsung kaget melihat Ratu yang terduduk dengan pakaian pengantin milik Anya. "Apa yang kau lakukan dengan pakaian pengantin ku!" bentak Raja yang langsung menarik gaun itu dari tangan Ratu. "Anya, Anya, Baby kamu dimana?" Panggil Raja seperti pria linglung. "Maafkan saya Tuan, Nona Anya kabur, ini salah saya, saya tidak becus menjaga pintu!" jawab Ratu yang sudah menangis. Sedangkan Ratih yang kaget dengan kejujuran Ratu hanya bisa menutup mulut nya. "Apa maksud mu?" teriak Raja dengan wajah yang memerah bahkan urat di tangan nya sudah terlihat. Ratu yang polos menceritakan semua nya kepada Raja. Raja yang semakin emosi menarik tubuh Ratu agar berdiri. Raja langsung menangkup kedua pipi Ratu dengan tangan nya, bahkan Raja menggunakan kekuatan nya membuat Ratu kesakitan. "Ampun tuan," tangis Ratu pecah karena merasa sakit pada wajah nya. "Cukup Raja! jangan sakiti Ratu, Mama yang salah, Mama tidak becus menjaga Pengantin mu!" teriak Ratih berusaha menenangkan Raja yang sudah berapi-api. "Ini bukan salah Mama! wanita ini memang tidak becus bekerja!" bentak Raja lalu menghempaskan tubuh Ratu ke ranjang. "Cukup mas, sebaiknya jangan emosi dulu, coba mas telepon kak Anya." pekik Lala yang sudah ketakutan melihat wajah Raja yang begitu mengerikan. Raja langsung mengambil ponsel nya, berkali-kali Raja menelpon namun Anya tidak mau mengangkat telepon dari nya. Namun masuk sebuah pesan yang menyatakan Anya tidak ingin menikah dan akan pergi dari Indonesia. "Sial!" teriak Raja yang langsung membanting ponsel nya. Raja mengepalkan kedua tangan nya, namun pandangan nya tidak lepas dari Ratu yang masih terduduk di ranjang. Raja kembali menarik tangan Ratu, namun Ratih langsung menghentikan Raja, Ratih takut kalau Raja akan menganiaya Ratu. "Tolong Raja! Mama mohon jangan lampiaskan semua kekesalan mu pada Ratu," gumam Ratih berusaha menenangkan sang putra. "Tapi bagaimana ini Ma, semua orang sudah menunggu di bawah." pekik Lala yang sudah ikut menangis. Mereka berempat saling menatap, sedangkan Raja sudah memegangi kepala nya yang terasa berat, Raja tidak menyangka Anya akan kabur di hari pernikahan mereka, padahal selama ini Raja yakin kalau Anya sangat mencintai diri nya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN