"Ada yang tertinggal tidak?"
Virgo bertanya untuk yang ketiga kalinya pada Bebby, takut-takut ada yang tertinggal. Mumpung masih belum jauh dari kamar mereka menginap semalam.
"Eh... Bentar deh, kayaknya ada." ujar Bebby membuat langkah kaki Virgo terhenti.
Lelaki itu menoleh pada istri pertamanya, dia melihat Bebby merogoh saku jumpsuit-nya di bagian kanan dan kiri seperti sedang mencari sesuatu.
"Apa? Kita lihat lagi saja sebentar." Virgo sudah akan kembali ke kamar mereka tapi ditahan oleh Bebby.
"Bukan hal penting kok, ayo lanjut lagi."
Keheranan menyapa Virgo, jika bukan hal penting kenapa Bebby sampai panik begitu.
"Memangnya apa yang ketinggalan?" sungguh, Virgo sangat penasaran.
"Tapak kaki sama tangan." jawab wanita itu santai tanpa menoleh ke arah lelaki berkulit putih itu.
Jawaban Bebby, sungguh membuat Virgo menjadi orang yang merasa terbodohi. Bisa-bisanya dia percaya pada istri pertamanya itu yang memang kadang tidak bisa serius di waktu-waktu tertentu.
"Jayus..." hanya itu komentar Virgo.
"Tapi kena prank kan? Ngaku saja." goda Bebby sambil membalikkan badan dan menunjuk wajah Virgo menggunakan jari telunjuknya.
Karena masih menggoda Virgo, wanita itu jadi berjalan mundur sambil terus menggoda.
"Dih... Prank apaan? Segitu mah bukan prank ya."
Keduanya masih sama-sama santai berjalan melewati lorong penginapan yang tampak sepi. Mungkin para penghuni kamar sudah pada jalan-jalan atau check-out dari tadi.
"Jadi mau di-prank beneran? Yang seriusan? Okay, nanti aku prank kamu sampai kamu tidak sadar kalau lagi aku prank."
Tidak ada sahutan dari Virgo, lelaki itu hanya menjulurkan lidahnya seolah tidak peduli pada ancaman yang Bebby berikan.
"Beb, jangan jalan mundur-mundur begitu. Ketabra..."
Dugh!
"Awas..."
"Huaa..."
Melihat istri pertamanya bertabrakan dengan seorang lelaki dari arah lawan hingga membuat Bebby terhuyung sampai hampir jatuh, Virgo langsung menarik pergelangan tangan Bebby agar tidak jatuh ke pelukan lelaki itu.
Dugh!
"Aw..."
Terdengar bunyi benturan dagu Virgo dengan kening Bebby. Mereka sama-sama meringis karena merasa sakit. Namun bagi Virgo lebih baik merasa sakit di dagunya ketimbang melihat istri pertamanya jatuh di pelukan lelaki lain.
Bebby masih syok, belum juga Virgo selesai mengucap kata peringatan agar dirinya tidak berjalan mundur. Sudah lebih dulu kejadian edisi tabrakannya.
"Maaf, maaf Mas, Mbak. Saya tidak sengaja." lelaki itu yang malah akhirnya meminta maaf.
Merasa dia sedang berjalan sambil memainkan ponsel dan tidak memerhatikan jalan, lelaki yang bertabrakan dengan Bebby tadi memilih meminta maaf terlebih dahulu. Apalagi perempuan yang bertabrakan dengannya sudah bersuami. Takut-takut jika suaminya memarahinya.
Cepat-cepat Bebby menjauh dari dekapan Virgo dan berdiri di samping suaminya karena malu pada lelaki itu. Dia jadi merasa tak enak.
"Ah... Iya, saya juga minta maaf atas nama istri saya. Dia kurang hati-hati dalam berjalan." Virgo ikut meminta maaf sambil tersenyum.
Lelaki yang memiliki tubuh setinggi 168 senti itu mengangguk. Dirinya menghargai suami dari perempuan yang bertabrakan dengannya barusan.
"Tapi sebentar deh, ini bukannya Teh Bebby yang punya konten horror sama Teh Helen itu?" tanya lelaki berkacamata nan brewokan tersebut.
"Iya, maaf tadi saya kurang hati-hati saat berjalan." Bebby tidak mungkin mungkir dari kebenarannya.
"Tidak apa-apa, Teh. Tapi saya boleh minta foto? Sekalian sama suaminya juga." izinnya.
"Boleh kalau mau, berdua juga boleh." tanpa merasa cemburu, Virgo mempersilakan lelaki itu yang ingin berfoto dengan istrinya.
Bukan maksud apa-apa, tapi Virgo juga tidak mau melukai hati penggemar dari istri pertamanya. Virgo sadar, jika Bebby memiliki banyak penggemar.
***
"Lihat deh, warna outer aku cantik banget kan. Unyu-unyu begini. Terima kasih ya buat Gamiza Boutique Malang. Aku suka banget jumpsuit sama outer dan hijabnya, bahannya nyaman dan adem dipakai." sambil mengarahkan kamera ponsel ke dirinya, Bebby beberapa kali membenahi hijab dan outer-nya.
"Tadi itu niatnya aku mau beli, tapi malah dikasih gratisan sama owner-nya. Pilihan gamis dan bajunya kece-kece banget. Bukan hanya pakaian perempuan, tapi juga ada pakaian laki-laki seperti yang dipakai suamiku sekarang." kali ini Bebby mengarahkan kameranya kepada Virgo yang sedang menyetir.
"Tuh... Dia pakai sport hem, keren banget warnanya dan aku suka. Jadi buat kalian yang sedang berlibur di Malang dan kehabisan pakaian ganti atau mau pakai baju yang kece, kalian bisa pesan di Gamiza Boutique. Di sana juga melayani pakaian bersih yang sudah dicuci dan disetrika. Meski di-laundry dulu, kalian tidak perlu menunggu lama. Paling menunggu satu sampai dua jam setelah pemesanan."
"Jadi tunggu apa lagi? Bisa langsung cek di i********:-nya. Untuk foto lengkapnya, nanti akan aku post ya. Sekali lagi terima kasih buat Gamiza Boutique." Bebby menyudahi acara promosinya, dia membenahi letak hijabnya yang sedikit kendur.
"Kita mau makan dulu atau langsung, Beb?"
"Kita masa tidak beli oleh-oleh buat Mama, Mas?"
Lelaki itu masih menjelajah jalanan yang masih saja padat meski sudah hari lebaran entah ke berapa. Dia juga berpikir demikian.
"Oleh-oleh buat Mama atau mau belanja?"
"Hehehe... Ya kan plus-plus."
"Hahaha... Apaan plus-plus, pijat plus-plus kali." tawa Virgo pecah seketika.
"Dih... Tahu pijat plus-plus, pernah ya?" goda Bebby lagi.
"Pernah apaan?"
"Itu ke tempat pijat plus-plus?"
Sambil melajukan mobilnya, Virgo sambil melihat ke kanan dan kiri. Mencari tempat yang ingin dia singgahi untuk berbelanja sebentar seperti yang diinginkan Bebby.
"Astagfirullah, enggak Beb. Ngapain juga ke tempat begituan."
Akhirnya Virgo menemukan sebuah pasar besar yang dikunjungi banyak orang. Mungkin dia bisa menemukan oleh-oleh untuk keluarganya di sana.
"Eh tapi, aku kan tidak bawa dompet." Virgo baru ingat dirinya tidak membawa dompet dari kemarin.
"Isinya masih cukup buat belanja sampai menuhin mobil." Bebby menunjukkan dompetnya pada Virgo.
"Iya-iya yang artis, duitnya banyak."
"Dih... Apaan? Artis mblasuk ndeso. (Terperosok di desa)."
"Ya sudah, nanti aku transfer ya buat gantinya." Virgo ikut membuka seatbelt-nya.
"Apaan sih Mas, belanja juga buat Mama sama keluarga sendiri kan. Kenapa harus ganti-ganti segala sih. Kayak ke siapa saja, keluargamu kan juga keluargaku." ucap Bebby yang masih fokus pada ponselnya karena dia belum selesai mengunggah fotonya yang memakai jumpsuit tadi.
"Masyaallah, istriku makin cantik."
Kedua manusia itu langsung saja belanja, membeli oleh-oleh makanan atau kain untuk Sofya. Bebby juga membeli oleh-oleh untuk Darmi, tapi paling nanti akan dia kirim melalui paket saja.
Sambil berjalan, mereka sambil menikmati keripik apel yang rasanya manis-manis gurih. Di tangan Virgo sudah ada beberapa keresek yang semuanya oleh-oleh. Bebby juga tidak melupakan Helen, dia membelikan beberapa daster hamil untuk sahabatnya itu dan beberapa makanan juga. Begitu pula Virgo yang membelikan untuk Indra dan Rama serta beberapa teman kantornya.
"Beb... Lihat ini sebentar." Virgo menghentikan langkah kakinya di depan manekin sebuah toko.
Bebby yang tadinya sudah berjalan lebih jauh, jadi balik kanan dan melihat apa yang dimaksud Virgo. Ternyata suaminya itu berhenti di depan patung manekin yang dipakaikan sebuah gaun tidur serba panjang dan berenda-renda. Tangannya panjang dan ke bawahnya juga panjang semata kaki. Terlihat sangat cantik, seperti gaun pergi-pergi biasa. Tapi bedanya, gaun itu semuanya transparan dari atas sampai bawah.
"Kenapa?" Bebby sedikit heran karena Virgo memanggilnya.
Seorang pelayan menghampiri Virgo dan Bebby. Menawarkan jumlah warna yang tersedia dari gaun tidur yang dimaksud Virgo barusan.
"Beli ini juga boleh, Beb." cengir Virgo hingga menampilkan deretan gigi putihnya.
***
Next...