XII

2483 Kata

“Jangan!” Abimayu menahan tangan Abimata yang secenti lagi menghantam wajah Afrak. Abimayu menggeleng pelan. “Gue gak sengaja tinggalin Reya, gue tadi—“ “Tadi apa? Lo takut mati, makanya ninggalin Atreya di sana!” bentak Abimata. “Lo emang manusia gak tahu terima kasih! Ck! Seharusnya Tirex, gak usah nolongi! Seharusnya dia biarin aja Lo mati di sana!” Abimata menghempas kera baju Afrak. “Entah Atreya selamat atau gak di sana,” Abimata membuang nafas panjang. “Sekarang apa?! “Abidan berjongkok frustrasi. “Liat!” Arlan terpaku melihat ke arah pohon stopwatch. Matanya berbinar, haru. Abidan menyusul tatapan Arlan dan mata ikut berbinar terang. “Waktu permainan, berjalan lagi.” Layaknya lukisan yang diganti, semua mulia bermetamorfosis cepat, langit kembali membiru, suasana mencen

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN