Kevin menghempaskan pantatnya di kursi kerjanya. Ia sangat kesal karena tidak bisa menemukan Felix, dan Jessy. Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka. "Maaf, Tuan. Tuan Cliff memaksa masuk," ujar Sekretarisnya dengan suara gugup. "Tidak apa, tinggalkan kami berdua, ada apa, Cliff?" Tanya Kevin sambil menatap wajah sepupunya. "Kenapa tidak kau kirimkan jatah bulananku, Kevin? Apa maksudmu!?" "Tiga tahun aku berbaik hati, dengan masih memberimu uang, Cliff, kukira itu sudah cukup. Harusnya kau bisa mulai membangun usahamu sendiri, dari hasil korupsimu di perusahaan kakek ini. Tapi apa yang kau lakukan! Kau masih saja menghamburkan uangmu di meja judi, sementara aku harus terus bekerja keras untuk mempertahankan perusahaan peninggalan kakek." "Perusahaan ini milikku juga, Kevin!" "Dulu ya