Defni tiba-tiba berbalik ke arah lain membelakangi mereka. Abra dan Vania terkejut mengira Defni akan bangun. "Pa udah yuk lanjut di kamar aja nanti ibu bangun pa" pinta Vania memelas dalam hujaman papa tirinya itu. "Sebentar papa mau keluar sayang" Abra tak bergeming dan masih memompa lubang putri tirinya itu. Abra memejamkan matanya saking nikmat pijatan dan hisapan dari lubang itu. Sementara Vania menggigit bibirnya menahan desahannya. Belalai papanya terasa penuh dan mengobrak-abrik intinya dengan keras. Wajah Vania menoleh ke arah papanya dan menyambar bibir papanya. Mereka saling melumat dan menghisap lidah mereka di dalam ciuman itu. Abra seakan menelan dirinya dan menghisap saliva miliknya hingga habis tak tersisa. "Ahh pa pelan pa" bisik Vania hingga akhirnya mereka keluar b