11. Pendamping Hidup (1)

1411 Kata

KIA: Pukul tiga dini hari, aku dan Om Salman sudah menjejakkan kaki di lantai Rumah Sakit Perkebunan Jember atau yang mempunyai nama lain Jember Klinik. Kutelusuri koridor rumah sakit yang sepi ini menuju tempat Mama dirawat inap di lantai dua. Suasana kamar sangat remang-remang karena hanya diterangi oleh cahaya lampu dari luar kamar. AC kamar tidak terlalu dingin, suhunya berada di angka 29 derajat celcius. Langkahku sedikit melambat menuju ranjang tempat wanita yang paling aku cintai melebihi diriku sendiri sedang berbaring lemah. Kuusap perlahan pipi yang menampakkan keriput di berbagai sudut wajahnya, kubelai rambutnya yang mulai memutih, dan memberikan satu kecupan hangat di keningnya. "Kiky kangen Mama," ucapku lirih. Andra sedang tidur di sofa yang berada di sampin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN