“Pagi Mi, Pa..” sapa gadis itu riang. Gadis itu sudah rapih dan lengkap menggunakan seragam putih abu-abunya. Ia pun menghampiri Mami dan Papanya kemudian mencium pipi mereka yang sudah menjadi rutinitasnya disetiap pagi. “Udah sana cepat sarapan. Papa ada meeting pagi soalnya.” Ucap pria paruh baya itu dengan lembut. Viranda, gadis itu pun menganggukkan kepalanya. Kemudian duduk bersebrangan dengan Maminya. “Gimana kabar Azkia, Vi?” tanya Bimo ditengah-tengah sarapan mereka “Baik.” jawab Viranda singkat. “Aku udah bilang soal Papa yang minta buat Azkia main kesini. Tapi Papa tahu sendiri kan Azkia gimana? Dia malah bentak-bentak aku dan ngusir aku didepan umum. Jadi yaudah, semenjak itu aku takut buat rayu dia lagi.” Lanjut Viranda dengan wajah yang murung.