Kemarahan Raefal menghilang seketika, tubuhnya terpaku diam di tempat melihat Arabelle berdiri di hadapannya dan menangis. “Ara, bukan seperti itu” suara Raefal merendah seketika. “Aku senang Mante mau berteman denganku. Aku senang karena dia menerimaku apa adanya. Dia menghargaiku seperti manusia. Apa salahku?. Kenapa aku tidak berhak bahagia sebentar saja dengan menambah teman?. Aku juga ingin pintar dan di sukai seperti kalian, apa itu sangat memalukan dan tidak pantas untukku?. Kenapa kau terus memarahiku meski aku berusaha untuk berubah menjadi lebih baik.” Rentetan pertanyaan sederhana Arabelle membua hati Raefal sakit, perlahan Raefal mendekat, namun Arabelle segera berbalik dan berlari keluar ruangan Raefal masih dengan tangisannya. “Arabelle, tunggu. Kau salah paham” teriak Ra