Olivia duduk dengan anggun di sebrang Raefal, wanita itu terlihat gugup dan bersedih memandangi ke sekitar ruangan di mana dulu tempat itu pernah menjadi tempat yang memiliki kenangan manis di antara dirinya dengan Raefal. “Sungguh menakjubkan karena tidak ada yang berubah” komentar Olivia menyadari tidak ada yang berubah dengan tempat itu. Pandangan Olivia kembali tertuju pada Arabelle yang terlihat masih muda dan cantik, namun Olivia masih memiliki banyak kepercayaan diri bila gadis yang hadapannya terlihat bodoh dan tidak memiliki tatakrama. “Tidak perlu berbicara yang tidak penting. Katakan saja apa tujuanmu.” Sebuah helaan napas berat keluar dari mulut Olivia, “Siapa dia?” tanyanya dengan lembut. Raefal tahu maksud pertanyaan Olivia, “Dia, calon isteriku.” “Rae.. itu tidak mungki