19. Rasa Ini

2032 Kata

"Kimi!” Panggil Ajeng. Ajeng tersenyum lembut padanya ketika dia duduk di sofa tepat di hadapan Ajeng. Gadis itu terlihat sangat berbeda dengan pagi tadi. Tidak ada wajah sinis dan tatapan dingin seperti yang sering diperlihatkannya pada Kimi. Bahkan senyum bahagia terus tersinggung di wajah cantik Ajeng. Tentu saja Ajeng bahagia. Kalva telah menerimanya, pikir Kimi. Tentu tidak ada alasan lain yang menyebabkan Ajeng berubah seratus delapan puluh derajat berbanding terbalik dengan sikapnya dulu padanya. Kimi tersenyum kaku membalas senyum bahagia Ajeng. Jujur, Kimi merasa sangat tidak nyaman dengan keadaanya saat ini. Ingin sekali dia bergegas masuk ke kamar daripada harus melihat Kalva dan Ajeng yang selalu bertukar senyum bahagia itu. Matanya sakit dan dadanya sesak melihat senyum kedu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN