Mendengar jawaban dari Zefanya, ayah dua orang anak tersebut semakin mengulum bibirnya dengan rapat. Tentu saja, ia ingin tertawa lepas, merayakan kemenangan, tetapi enggan menunjukkan selebrasinya tersebut. Di depan sang istri, Sean selalu ingin tampil dingin, datar, mungkin sedikit misterius. Mengingat sifat Zefanya yang begitu keras dan berani melawan, maka yang terbaik adalah membuat jarak serta menanamkan rasa hormat padanya. “Kamu sudah yakin?” tanya Sean kini menggerakkan bahunya hingga mendekat. Mengangguk, Zefanya kembali menjawab, “Aku sudah yakin. Aku akan bercinta denganmu. Setelah itu, aku minta kamu segera memberikan surat ijin untukku mengadakan acaranya di sana.” Sean terkekeh, “Kamu masih ingat apa yang kukatakan kepadamu sebelum kita bercinta di hotel dulu?” “Aku t