Aku melihat wajah terakhir Nenek Rodiah. Sebelum ditimbun tanah kuburan. Gundukkan tanah itu, perlahan mulai meninggi menjadi gunung kecil. Sekilas bayangan Nenek Rodiah melintas di hadapanku. Dengan senyum memakai baju putih bersih. "Selamat tinggal, Zahra. Jaga dirimu baik-baik dan berhati-hatilah dengan orang jahat di sekitarmu," ucap nenek sebelum menghilang dari hadapanku. Perlahan wujud Nenek Rodiah berubah menjadi asap putih, dan terbang ke atas langit. "Nenek!" Teriakku memanggilnya. "Zahra, bangunlah! Zahra." Napasku tersengal. Ketika aku terbangun dari mimpi barusan. Dalam mimpi, aku bertemu dengan nenek dan berpesan untuk berhati-hati. Aku melihat ke sekeliling kamar. Hanya ada aku dan Regan yang terbangun, karena mendengar teriakanku barusan. Jam dinding menunjukkan puku