PART. 47

1294 Kata

"Marahnya jangan lama-lama ya Sayang," bujuk Renata lagi. "Sekarang aku masih marah, Ibu. Dia bilang cinta, tapi aku ditinggal demi Merica Kuin. Aku menyesal membalas ucapan cintanya ...." air mata kembali membasahi pipi Asma. Soleh menghapus air mata putrinya. "Iya, tidak apa kalau sekarang Asma masih marah, tapi nanti mau ya duduk di pelaminan saat resepsi," bujuk Soleh. "Aku mau Abba, itu karena aku kasihan sama yang sudah mempesriapkan repersi. Bukan karena aku berhenti marah. Aku tidak mau lagi digepang-gepang Om Buto Ijo, aku tidak mau lagi disuruh makan pis ... ehmm, argghh pokoknya aku mau marah selamanya!" Asma terisak lagi. "Iya, jangan menangis lagi, nanti demammu tambah parah." Cantika mengusap lembut kepala putrinya. "Asma jangan menangis lagi ya, Sayang. Ibu, dan Ay

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN