Raja Iblis?

1400 Kata
 • Raja Iblis? Kisah ini dibuka dengan ribuan anak panah yang menghujani daratan darah, pedang dan tombak tertancap di sembarang tempat. Lima orang yang disebut sebagai Yusha atau pahlawan berdiri dengan kaki yang sudah lemas, tangan dan pikiran mereka sudah di ambang kegoyahan. Seorang raja iblis, kedua tanduknya telah patah namun dia masih berdiri kokoh. Darah berwarna hitam keunguan terus mengalir dari lubang di d**a sang raja iblis. Luka itu berasap dan perlahan menutup sendiri. “Hahahah.... Kalian orang-orang yang disebut lima pahlawan memanglah layak menyandang gelar tersebut. Selama ribuan tahun aku hidup dan menduduki tahta raja iblis, tak seorangpun mampu menggores walau seujung kuku, namun kalian dapat melukaiku sedemikian parah.” “Tapi kalian terlalu naif, walau kalian memiliki karunia para dewa, dan kekuatan gabungan kalian dapat menyelubungi langit, paling banyak hanya sejauh ini kalian dapat melukaiku. Hahahahaha.” Sang Raja Iblis dengan tawa yang menggelegar. Semua pahlawan sudah mencapai batasnya. Mata mereka tak mampu untuk terus terbuka, sang Yusha Emill, pria pembawa pedang panjang yang mampu membelah bumi, bahkan tangannya sudah tak mampu menggenggam pedangnya. Sang Yusha Lexa, pembawa tongkat pertapa, penyembuh paling berbakat diseluruh kerajaan, bahkan sudah tidak mampu menyembukan dirinya sendiri. Sang Yusha Lauren, pemegang tameng titan yang mampu menahan ganasnya ombak dengan perisainya sudah tak berdaya mengangkat tongkatnya. Yusha Maldira, dengan busur cahayanya, dia telah kehilangan satu lengannya dan tak mampu menarik senar busurnya. Dan sang Yusha Vexana, seorang Archmage, penguasa sihir kuno dan semua sihir element tidak mampu merapal satu mantrapun. Dihadapan keagungan sang Raja Iblis walau kelima pahlawan bersatu, seakan tidak ada apa-apanya. “Emill kawanku, aku sudah tidak bisa lagi mengangkat perisaiku ini.” Sang pahlawan tameng maju kedepan dengan kaki yang terseret-seret ketanah. “Biar tubuhku hancur sekalipun, seperti janjiku... Aku akan menjadi perisai kalian. Aku akan melindungi kalian sampai akhir. Setidaknya aku mampu merentangkan kedua tanganku.” kata Lauren. Lauren merentangkan tangannya selebar mungkin, ke empat pahlawan tertunduk, tetes air mata bercampur darah dipipi mengalis beriringan. Melihat Lauren bahkan sudah memejamkan kedua matanya. “Lauren! Bangun! Bangun wahai kawanku, bangun....” Yusha Emill dengan bersandar pada pedangnya yang menancap ketanah menangis tersedu-sedu. “Maafkan aku teman-teman, aku tidak bisa menyembuhkan kalian, sihirku telah habis. Dibawah tekanan Demon Haki sang raja iblis, bahkan sihirku tak mampu terisi ulang, maaf, maafkan aku.” kata Yusha Lexa. “Tidak Lexa, jangan meminta maaf, kau tidaklah salah apapun. Jika bukan karena jasamu, semua perajurit kerajaan tak akan mampu bertarung selama ini, dan kita tidak bisa melukai sang raja iblis.” Emill mencoba memberikan semangat pada Lexa. Maldira berjalan ke arah Vexana. Dengan sebelah tangannya yang belum putus dia merangkul Vexana yang sudah linglung. “Tanpa sebelah tanganku, maka aku tidak bisa berguna bagi kalian.” “Maldira! Jangan katakan itu, jika bukan karena panahmu, mana mungkin kita bisa melubangi dadanya.” kata Emill. “Emill, dilihat bagaimanapun juga luka sang raja iblis pulih kembali, bahkan setelah aku mengorbankan sebelah tanganku, sekarang aku sudah tidak bisa menarik busur lagi, tak ada satupun prajurit dan ksatria kerajaan yang masih hidup. Lexa sudah tak memiliki sihirnya lagi.” “Maldira!” “Emill! Emill.... Kita sudah kalah.” “Jangan katakan itu, jangan katakan itu... Semua yang kita lakukan... Lexa sudah memberikan separuh usianya untuk membantu kita, Lauren memasang badan untuk kita, kau kehilangan tanganmu dan Vexana bagaikan sebuah wadah tanpa jiwa. Kita sudah sejauh ini.... Tolong jangan pernah katakan kita kalah.” Emill menangis dengan wajah penuh penyesalan. Tapi dia masih berusaha menggenggam erat pedangnya. “Kalah sekalipun kita tidak boleh menyerah! Kalah sekalipun kita tidak boleh pasrah. Di daratan ini, dimana darah menutupi tanahnya, kita tidak boleh menyerah. Atau jutaan mayat yang terbaring disini tidak akan beristirahat dengan tenang. Kawan-kawan... kita tidak hanya mengemban nyawa mereka, namun harapan mereka juga ada pada kita. Mereka yang tak bergabung bersama kita di tanah ini sedang mendoakan kita saat ini, jadi teguhlah, teguhlah wahai kawanku, mari bangkit, bangkit dan satukan kembali semangat kita, ikat kekuatan kita bersama do’a mereka. Ayo! Ayo bangkit dan bertarung sekali lagi, ayo, ayo....” Seluruh orang dipenjuru negeri menadahkan tangan mereka, dengan tulus mereka bordoa pada dewa demi kemenangan kelima pahlawan, tidak ada perbedaan saat itu, semua orang adalah saudara, tak peduli dari kalangan apa dan apa warna kulitmu, semua orang saling bergandeng tangan dan berharap pada dewa untuk kemenangan kelima pahlawan. Terdengar suara jutaan belalang mendatangi daratan neraka itu, sang raja iblis dan kelima pahlawan kebingungan, suara belalang itu datang dari seluruh penjuru, suaranya semakin riuh dan benda bercahaya kuning keemasan berasal dari tempat yang sama. Semuanya berkumpul diatas kelima pahlawan. “Ini... Kekuatanku pulih dengan cepat.” Kecepatan pemulihan mereka semakin cepat ditambah kekuatan penyembuh Lexa. “Lexa?!!” Emill tersenyum lebar. “Emill? Apa kita semua mati?” ksta Lauren. “Lauren? Kau sudah sadar?” “Ntahlah, tapi apa yang terjadi? Perasaan hangat menyelimutiku.” “Kawan-kawan! Kalian harus lihat ini!” Maldira sangat senang, cahaya yang berkumpul disekelilingnya mengerubungi tangannya yang putus, sebuah tangan kembali tumbuh. “Ini... Ini adalah keajaiban, ini adalah doa mereka, aku bisa mendengar harapan mereka dengan jelas, di dalam ruang hampa yang kosong, cahaya keemasan ini membawaku kembali.” kata Vexana. “Ana?! Ana?!” Maldira menangis seraya memeluk erat Vexana. “kawan-kawan, inilah harapan mereka... Mari kita jawab bersama!” Dengan memegang senjata dan perisai mereka, kelima pahlawan berkumpul berdekatan, dengan senyum di wajah mereka, dan semangat di hati mereka, mereka melangkahkan kaki mereka dan berlari menerjang kedepan selekali lagi.... Kemudian layar menjadi hitam. Remote dilemparkan ke meja. “Ahhhh! Sial! Kelima pahlawan bangkit dari kekalahan mereka dan dengan kekuatan seluruh negeri mereka akan membunuh sang raja iblis. Anime ini payah! Sungguh.” Ye Shao berbaring di mejanya sambil menatap langit-langit. “Marathon nganime dari jam 8 malam sampai subuh hanya untuk melihan sang MC dikalahkan, siapa sih orang bodoh yang mengarang cerita itu? Padahal... Sang raja iblis adalah tokoh utama, dan dia adalah sosok yang paling baik di anime tersebut, sampai epidode terakhir tidak ada yang menyadari kebaikannya selain raja iblis itu sendiri. 24 episode tanpa ada yang sadar?!! Sialan!” “Ahhh... Mau tidur, tapi sudah jam segini...” **** Pagi hari yang cerah, burung berkicau dan melompat-lompat di atas pohon, dari jendela dapat dilihat beberapa murid melakukan kegiatan mereka masing masing. Sekelompok gadis muda mengelilingi meja dan membuat lingkaran, mereka bergosip ria dipagi hari. “Chu ye?! kau baru saja jadian dengan Ah Xiong ya?” “Hah? Siapa yang mengatakan itu?” “Tidak ada! Aku hanya melihat kalian berdua keluar dari McD kemarin, dan kalian saling bergandengan tangan, hehe....” “Hah? Apa itu benar? Chu ye?” “Tidak tidak! Mungkin dia melihat orang lain.” Wajahnya tersipu malu. “Tidak perlu malu, memangnya kenapa kalau kau pacaran dengan Ah Xiong? Dia bukan pria yang buruk, yah... Meskipun dia tidak terlalu tampan, tapi dia salah satu anggota inti tim basket sekolah kita, tidak sedikit loh yang mengirim surat cinta padanya.” “Hmmm hmmm! Itu juga menandakan kalau kau itu populer Chu ye! Sekarang para gadis mungkin akan merasa iri padamu.” “Diantara kita semua sekarang tinggal Xia Ning Chan, ah... Walau dia yang tercantik di antara kita dan merupakan salah satu dari 13 peri sekolah, tapi tak ada seorangpun yang berani dekat dengannya.” “Hahaha! Itu karena siapapun yang ditatapnya akan beku seperti balok es!” “Untuk orang yang sempurna sepertiku, tidak ada satupun pria di sekolah ini yang akan cocok disandingkan denganku, kecantikanku mengguncang seluruh kota.” ujar Xia Ning Chan. “Ya ya! Kau cantik! Dan aku tau kalau orang cantik sepertimu pasti juga menginginkan seorang pria tampan sebagai pacarmu, tapi apa senior Wu Zhou tidak cukup? Dia orang tertampan di sekolah, ketua tim basket disekolah ini dan ayahnya adalah wali kota disini. Bukankah dia sempurna? Terlebih... Dia sering menyatakan cinta padamu.” “Heh! Meskipun dia tampan tapi dia masih berada di bawahku, dia tidak cukup pantas menerima jawaban pernyataan cintanya.” kata Ning Chan. “Kalau bicara soal pria tampan, bukankah di kelas kita ada satu yang seperti itu. Dia bahkan lebih tampan daripada artis manapun.” “kau benar! Surga menganugrahi dia ketampanan yang luar biasa! Hanya saja....” “Yo! Para mahluk rendahan yang berasal dari tanah, terbakarlah menjadi abu saat kalian melihat mataku, kembalilah ke abu dan bersatulah kembali dengan asal kalian. Sang raja iblis telah tiba! Ha ha ha ha ha!!!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN