2

1164 Kata
"Habis aku kangen pengen nerkam kamu hihi" ucap dava dengan cengiran khasnya.Sedangkan lila wajahnya sudah memerah karena malu. "Kamu cantik kalo merah gitu" tambah dava sambil memperhatikan wajah lila dari samping,lila pun memeluk leher dava dan menyusup ke lekukan leher dava karena malu,dava pun terkekeh. "Kenapa sayang? Kok gitu sih? Aku bener loh pengen nerkam kamu,siap siap ya?" Ucap dava sambil menggerakkan bahunya namun lila justru mengeratkan pelukannya. "Udah dong jangan godain terus,lagian kamu ngomongnya v****r banget,masih pagi ini" ucap lila masih nyaman dengan posisinya. "Berarti kalo malam boleh?" "Ah udah ah aku mau beresin ini,terserah kamu" ucap lila sambil beranjak pergi dari pangkuan dava,namun dava semakin menarik pinggang lila dan memeluknya erat "Masa kamu marah sama aku sayang? Aku kan kangen,maaf ya" ucap dava tulus.lila hanya diam. "Sayang,ngomong dong,jangan marah ya sama aku,kan aku becanda doang" jujur lila ingin tertawa dengan tingkah dava,ia sama sekali tak marah dengan permintaan dava karena menurut agama itu wajib mau jika suami meminta.tapi kali ini lila ingin tau bagaimana reaksi dava jika ia marah,ia pun memilih diam mendengarkan ucapan dava. "Sayang..." panggil dava, kali ini pelukannya semakin erat,ia pun meletakkan kepalanya di bahu lila,membuat lila agak merinding. "Jangan diam dong, jangan marah sayang,kamu nggak kasihan sama aku,baru aja aku pulang belum ada 2 jam kamu udah marah aja,aku kesiksa 3 hari kemaren nggak ketemu kamu,apa jangan jangan kamu udah bosen ya sama aku,dan kamu berniat buat pergi ninggalin aku ya?" Fix kali ini ucapan dava ngawur.lila pun menghela nafas pelan.ia sedikit menatap dava dan mengelus pipi dava lembut. "Kok kamu ngomong gitu sih sayang? Aku nggak marah kok sama kamu,dan kamu juga harus tau 3 hari kemaren aku juga kangen sama kamu,sampe sampe rana godain aku mulu di butik" ucap lila lembut.dava Tersenyum. "Serius kamu nggak bosen?" Tanya dava memastikan,lila pun tersenyum kemudian menggeleng. "Sama sekali enggak sayang ku" jawab lila sambil menangkup wajah dava dengan kedua tangannya. "Udah ah aku mau beresin ini dulu habis itu aku mandi deh" ucap lila ingin beranjak namun lagi lagi dava menahannya membuat lila menatap dava kembali. "Apa lagi sayang?" "Morning kiss" ucap dava jail.lila pun mencium singkat bibir tipis dava. "Udah kan,sekarang lepas deh,kamu istirahat capek kan baru pulang juga" dava pun merenggangkan pelukannya namun tangannya masih dipinggang lila. "Janji ya habis mandi kita quality time berdua,aku masih kangen" rengek dava. "No,kamu istirahat quality time kemana sih,dirumah aja ya kasihan kamunya" ucap lila tegas.dava pun menunduk sedih,lila menarik dagu dava agar mau menatap wajahnya. "Aku nggak mau kamu capek sayang,lagian kita kan bisa quality time berdua terus,aku nggak mau kamu sakit itu aja,besok kalo udah segeran terserah kamu deh mau ajak aku kemana aja,aku ikut kok" ucap lila lembut,dava pun tersenyum sumringah. "Iya deh sayang" dava pun mencium singkat bibir lila dan lila pergi membereskan meja makan.sedangkan dava pergi ke kamarnya. "lhoh nyonya udah selese sarapannya?" Sapa bi ju yang baru pulang dari pasar. Lila menoleh "eh,bibi jangan panggil nyonya dong,lila aja nggak enak di denger berasa lila udah tante tante deh hihi" "Hehhe jangan nggak enak sama tuan,saya kan pembantu disini nyah" ucap bi ju. "Bibi udah aku anggep kaya ibu sendiri kok,jadi panggil lila aja ya" "Mbak aja ya nyah," Lila pun menghela nafas pelan,jujur ia tak suka dipanggil nyonya atau mbak jika orang yang memanggil itu lebih tua darinya. "Terserah bibi deh asal jangan nyonya,lila nggak suka dengernya" ucap lila tegas,bi ju pun mengangguk.bi ju pun pamit ingin menyetrika baju.sesudah lila membereskan dapur pun ia pergi kekamar untuk mandi. Ia tersenyum tipis melihat dava yang sedang tertidur.ia berjalan dan duduk di tepi ranjang menatap wajah polos dava yang sedang memejamkan matanya. Lila masih tak percaya jika dava sudah menjadi suaminya,imamnya,yang selalu mencintanya,memanjakannya. "Segitu tampannya aku ya sayang,sampe nggak kedip gitu" ucap dava masih memejamkan matanya,,lila pun terlonjak kaget.sejak kapan dava bangun. "Ka..kamu udah bangun sayang?" "Menurut kamu" dava malah balik bertanya membuat lila sedikit gugup karena ditatap seperti itu. "Hehe,lanjutin aja ya,aku mau mandi nih" ucap lila sedikit berlari ke kamar mandi takut jika dava menahannya lagi,dava yang melihat istrinya seperti itu hanya tersenyum. 'Aku nggak nyangka kalo kamu yang akan jadi pendampingku sayang,menjadi penyemangat hidupku,menjadi ibu jadi anak anakku,terima kasih tuhan telah memberiku bidadari surga' Tak lama lila pun keluar kamar mandi dengan wajah segar.ia memakai hot pant dan kaos milik dava yang memang sedikit kebesaran di tubuh mungilnya.dava sudah terlelap kembali karena memang ia sangat lelah. Setelah menyisir rambutnya lila turun ke bawah,mendadak ia ingin menyiram bunga di taman belakang,taman yang dulu di buat bersama dengan dava sehari setelah mereka pindah,selama ini ia yang merawat sendiri tanamannya.walaupun ia sibuk di butiknya yang ia kelola tapi ia selalu menyempatkan diri untuk hanya sekedar merawat bunganya. Cukup lama ia menyiram bunga nya sampai sebuah pelukan hangat dari belakang,siapa lagi kalau bukan dava. "Kamu asik banget sih sayang,sampe lupa sama aku" ucap dava sambil meletakkan dagunya di pundak lila. "Kan tadi kamu lagi tidur sayang" "Iya ,kirain kamu mau tidur juga di samping aku eh nggak taunya lagi disini nggak jelas" rengek dava.lila terkekeh. "Nggak jelas gimana hmm,orang aku nyiram bunga bunga kita kok" "Iya tapi aku bosen sayang" lila pun menarik dava untuk duduk di bangku yang memang ada di taman bunga mereka.dava duduk dan meletakkan kepalanya di pangkuan lila, lila pun mengelus rambut suaminya lembut. "Sayang" panggil dava. "Hmmm" "Jalan yuk" "Jalan kemana? Kamu masih capek sayang,aku nggak mau ntar kamu capek" ucap lila tegas. "Aku bosen tau,kamu mah" rajuk dava.lila pun menghela nafas pelan. "Kan kita bisa quality time berdua dirumah sayang,kamu mau makan sesuatu gitu,biar aku bikinin," jawab lila dengan sabar. "Enggak ah,aku mau berdua aja sama kamu" ucap dava,lila pun tertawa pelan. "Tuh,kamu aja nggak bisa jauh dari aku,sok sok'n mau ngjak pergi,ntar kalo ada yang lirik aku kamu rela" Goda lila membuat dava cemberut. "Enggak ya,kamu kan punya aku,nggak boleh ada yang lirik lirik,udah bosen liat dunia ya" ucap dava. "Posesif" cibir lila. "Biarin wlek" Mereka pun tertawa.tak terasa mereka menghabiskan waktu berdua di taman mereka sampa senja menjelang.memang kalau sudah berdua rasanya dunia milik berdua. "Sayang,besok kamu kerja sampe jam berapa?" Tanya lila. "Besok sih cuma ada meeting sama client dari jepang,knpa sayang?" Ucap dava memainkan rambut lila yang sedang bersandar di dadanya. "Aku pengen ketemu bunda,kamu bisa nemenin nggak?" Dava terlihat seperti sedang berfikir,ia sebenarnya bisa menemani lila tapi ia hanya ingin mengerjai lila. "Kalo kamu nggak bisa,biar aku minta nemenin bang reihan ya" dava langsung melotot tak suka mendengar nama reihan.reihan adalah sepupu dava,walaupun hanya sepupu dava masih saja posesif terhadap lila. "No,nggak boleh" jawab dava tegas. "Ya kan kamu nggak bisa" "Aku kan belum jawab,besok aku temenin kamu,nggak boleh minta temenin orang lain,besok aku jemput kalo udah selesai meeting" ucap dava.lila menggeleng pelan. "Enggak besok aku yang ke kantor kamu,kasihan kamu harus bolak balik" "Gapapa,aku nggak mau kamu kenapa napa?" "Enggak sayang,aku aja ya yang ke kantor,aku juga kangen sama mbak erni,yayaya" bujuk lila dengan puppy eyes-nya,dava paling tidak bisa menolak jika lila sudah seperti ini akhirnya mengangguk,lila pun tertawa girang membuat dava gemas karena tingkah istrinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN