Hari dengan cepat berganti. Hari ini, suasana berbeda dari kemarin yang masih sedikit canggung dan sungkan. Suasana hari ini sangat terasa menyenangkan. Diisi dengan gelak tawa dan senda gurau.
"Permisi! Bolehkah aku bergabung dengan kalian?" tanya Milovan tiba-tiba muncul diantara mereka.
"Uwaa!"
Para murid yang tengah membuat lingkaran dan mengobrol begitu terkejut dengan kedatangan guru mereka yang tiba-tiba, dan segera meminta maaf, "Maafkan kami, Mr. Milovan!"
"Tidak apa-apa. Santai saja. Aku senang kalian sudah mulai akrab." ujar Milovan sembari tersenyum, "Nah, hari ini kalian mau belajar tentang apa?"
Seketika keheningan merajai ruang kelas. Lagipula, guru mana yang menanyakan materi pembelajaran pada murid? Namun kemudian, Seo-yeon membuka suara, "Aku pernah dengar soal [Side] dalam tubuh seseorang, sir. Bisa jelaskan apa itu [Side]?"
Milovan tersenyum dan menjentikkan jarinya, "Pertanyaan bagus! Baik, dengar, [Side] yang dimaksud di sini adalah sebuah sisi lain dari kalian. Jika bisa dikatakan, kalian memiliki dua [Side], [Lightside] dan [Darkside]. Tapi, dibeberapa kasus, ada yang memiliki empat [Side], yaitu [Lightside], [Darkside], [Netralside], dan [Murderside].
"[Lightside] adalah sisi berwarna putih. Sisi ini mengajarkan semua kebaikan, dan juga mendorong kalian untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan jalur kebaikan.
"[Darkside] adalah sisi berwarna hitam pekat yang selalu menghasut kalian untuk melakukan kejahatan. Mereka takkan berhenti sampai kalian terjerumus ke dalam lubang kegelapan. Namun, kalian tidak perlu khawatir. Karena kalian sudah melalui proses [Sanctification] atau penyucian ketika berumur 5 tahun. [Sanctification] berguna untuk menyegel [Darkside] agar tidak menghasut kalian ke dalam jalan yang salah.
"Walaupun jarang, aku akan menjelaskan soal [Netralside] dan [Murderside]. [Netralside] adalah sisi berwarna abu-abu. Sikapnya netral, tidak memihak pada apapun. Bisa dibilang, sebuah sifat yang memberikan gambaran pro dan kontra. Dia tidak menyuruh kalian selalu berbuat kebaikan yang berlebihan, atau kejahatan yang keterlaluan. Dia hanya memikirkan kebaikan untuk kalian, seperti, berbohong sesekali demi kebaikan, itu bukan masalah besar.
"Sedangkan [Murderside] adalah sisi yang menarikmu untuk membunuh seseorang jika kalian membencinya. Dia hampir sama dengan [Darkside] namun, dia hanya menghasut untuk membunuh. Bisa dibilang pecahan dari [Darkside]. Ada yang mau ditanyakan?"
"Apa [Side] yang disegel hanya [Darkside]?" tanya Ash.
"Ya, selama individu itu hanya memiliki dua [Side]. Jika empat, hanya [Darkside] dan [Murderside]."
"Apa ada yang lolos dari [Sanctification]?" tanya Zaviel. "Maksudku, apakah bisa?"
Milovan tampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "Kurasa ada, jika kasusnya adalah [Side] terlalu kuat dan, sang individu mengizinkan rantai yang mengikat [Side] itu terbuka. Bisa saja, jika keadaan benar-benar terdesak kalian membukanya, namun risikonya adalah, [Side] memberi kalian kekuatan, namun kalian harus bisa mengendalikan mereka, jika tidak, mereka mengendalikan tubuh kalian dan melepas pembantaian."
"Sir, ini pertanyaan yang agak tidak masuk akal mungkin, namun, apa kita bisa berbicara dengan [Side], dan mengeluarkan mereka secara wujud?" tanya Reizh.
Milovan tersenyum misterius, namun ia dengan cepat mengubahnya menjadi senyuman biasanya, "Bisa. Semua itu mungkin, jika sang individu ini mengizinkannya. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Bahkan kabarnya, [Side] bisa membantu kalian untuk berperang, dengan sebuah kesepakatan. Namun sekali lagi, individu yang memiliki empat [Side] sangatlah langka. Jika dikonversikan, kemungkinannya diantara sepuluh ribu orang hanya 1 : 10.000."
Mereka terkesiap, "Uwah, selangka itu? Berarti, orang yang memilikinya itu, sangat terpilih?"
Milovan mengangguk, "Ya, bisa dibilang begitu. Tapi, jangan sekali-kali kalian mencoba mengunjungi [Side] tanpa pengawasan oke? Karena itu dapat berakibat fatal. Apalagi sampai mereka merebut kesadaran milik kalian, itu akan sangat fatal akibatnya."
"Baik, sir!"
Sepulang sekolah, Reizh sama sekali tidak melakukan aktivitas apapun. Mungkin lebih tepatnya, tidak tahu harus melakukan apa. Dia hanya berbaring di ranjang menatap langit-langit kamar tanpa bergerak sedikitpun sejak 30 menit yang lalu. Setelah merasa kebosanan miliknya harus segera diusir, Reizh beranjak dari kamar dan melihat Jay yang sedang menonton televisi.
"Hei, Jay." panggil Reizh
"Hm?" balas Jay tanpa memalingkan matanya dari televisi
"Perpustakaan akademi dimana?"
Jay memutar badannya dan bertanya sembari mengunyah keripik kentang, "Di lingkungan asrama ini, maksudmu?"
"Mn, yah." jawab Reizh sekenanya.
"Dari pintu masuk asrama, lurus saja. Ada di sudut kanan lingkungan asrama, tidak sulit menemukannya."
"Oke, terima kasih."
"Sama-sama."
Reizh beranjak dari tempatnya berdiri dan mengambil sandalnya. Ia membuka pintu dan menutupnya kembali. Ia berjalan menuju lift untuk ke lantai satu. Setelah sampai, dia mengikuti instruksi Jay untuk berjalan lurus di lobi hingga menemukan bangunan yang lumayan besar di sudut kanan akademi. Dia berjalan menuju bangunan elegan itu dan memasukinya. Udara dingin menyeruak menerpa dirinya dan ia berjalan menuju meja resepsionis.
"Permisi,"
"Oh, ada apa?" balas resepsionis sembari berdiri dari kursinya.
"Aku ingin mendaftar sebagai anggota perpustakaan. Karena kurasa aku akan sering meminjam buku." tukas Reizh
"Oke, oh ya, namaku Irina Clay, petugas di sini. Kamu bisa bertanya tentang apapun menyangkut perpustakaan kepadaku nantinya. Isi data di sini. Lalu tandatangani ini."
Reizh mengikuti prosedurnya dan ia mendapat kartunya seketika. Ia berterima kasih dan berjalan menuju ruang baca. Ada banyak rak buku yang menjulang hingga hampir menyentuh langit-langit. Aroma khas yang disukai Reizh begitu tercium di perpustakaan ini.
Reizh berjalan menjelajahi perpustakaan dengan hati yang senang. Sembari menimbang-nimbang buku apa yang akan ia pinjam, ia teringat dengan materi yang ia pelajari pagi ini. Kemudian ia langsung memutuskan akan mencari buku tentang materi itu dan berjalan menuju rak Sihir Dasar. Ketika mencari buku sesuai abjad, ia menemukannya. Buku yang tidak tebal, namun juga tidak tipis. Buku itu tampak sudah sangat lapuk, namun tetap bersih, menunjukkan kredibilitas tinggi petugas perpustakaan di sini.
Reizh berjalan menuju meja terdekat dan duduk. Ia membukanya perlahan dan mulai membacanya. Dia rasa, tidak banyak berbeda dari apa yang dijelaskan oleh Milovan. Namun tepat di halaman 178, sesuatu menarik perhatiannya.
Dikatakan, bahwa individu yang memiliki [SagaSide] sangat jarang, beberapa orang yang terkenal diantaranya adalah Welsh Olendio, Raphael El Lucifer, dan Marchia Gifanno.
Welsh Olendio dinyatakan telah meninggal dikarenakan oleh sakit misterius yang dideritanya. Sedangkan Raphael El Lucifer dinyatakan hilang selama bertahun-tahun, tidak ada yang tahu pasti keberadaannya.
Namun, Marchia Gifanno masih terbilang aktif di sejumlah acara magis. Ia masih aktif membantu pemerintah dalam mengatasi monster berbahaya. Ia tinggal di sebuah rumah di sebelah barat daya Ancient Sword City. Banyak orang yang meminta bantuan padanya dikarenakan oleh sihirnya yang merupakan elemen angin begitu kuat dalam menyerang.
Reizh merasa dia akan membutuhkan waktu yang lama untuk membaca lembaran selebihnya. Ia menutup buku itu kemudian membawanya pulang setelah membuat laporan pinjam. Entah kenapa, dia merasa sangat akrab dengan nama-nama di sana hingga membuatnya memutuskan membawa buku itu dan membaca lebih jelas.
Sesampainya di kamar asramanya, ia langsung masuk ke dalam kamar pribadinya dan meletakkan buku itu di nakas. Entah mengapa, niatnya untuk membaca lebih lanjut menghilang, tergantikan oleh rasa kantuk yang berlebihan. Reizh memilih untuk berbaring di kasur. Tak lama dari sana, matanya memberat dan ia terlelap, ke dalam mimpi.
Reizh membuka matanya. Secara samar mendengar sebuah suara berbicara. Suara tersebut terdengar cukup asing baginya.
"Sudah bangun rupanya." ucap suara itu sinis.
Reizh terkejut, "Eh? Kalian siapa? Kenapa wajah kita sama?"
"Kami [Side] milikmu. Setelah kau baca buku itu, dirimu terlempar ke alam bawah sadarmu ini." jelas Reizh berambut Abu-abu.
"Eh? Jadi aku memiliki [SagaSide]? Keren!" seru Reizh melihat keempat [Side]nya secara bergantian. "Kalian punya nama? Boleh aku tahu?"
"Oh ya ampun! Bahkan kau lupa siapa nama kami?" cibir Reizh hitam.
"Eh?" Reizh semakin bingung, "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Sudahlah kalian ini. Jangan berisik. Lupa itu manusiawi. Nah, jika kau lupa, kau memberiku nama Luzean Arlenich Raevern, Luz. Aku seorang [Spirit] namun, aku dibangkitkan olehmu menjadi [Lightside]. Aku berasal dari God World Spirit." ucap Reizh putih, atau Luz.
"Archelio Tavaran Agrivar, Archel, jika kau lupa, Reizh. Aku berasal dari Mushelheim World Spirit, atau Demon World Spirit." ucap Reizh hitam atau Archel.
"Rexion Zelparash Valcorionz, Rex, dari Asgard World Spirit." ucap Reizh merah atau Rex, dengan kesal.
"Aegisio Kelverion Alvanis, Aegis, dari Niflheim World Spirit, aku [Netralside] milikmu." ucap Reizh abu-abu atau Aegis.
"Oh, oke, salam kenal. Lalu, apa yang harus aku lakukan di sini?" tanya Reizh sembari melihat sekelilingnya, kosong.
"Yah, kau hanya perlu melepaskan rantai ini dan membuat kami bebas, selesai." balas Archel.
"Kau pikir aku gila?" ucap Reizh mengernyitkan dahinya menatap [Darkside] miliknya itu. "Uhm, kenapa kalian semua terantai? Bukankah seharusnya hanya dua?"
"Yah, tanyakan saja pada orang yang melakukan [Sanctification] padamu. Dia yang tahu lebih jelas kenapa kami semua diikat begini." balas Rex.
"Memangnya siapa?"
"Siapapun dia, dia orang yang kuat. Aku ingin memujinya jika bertemu dengannya. Soalnya, merantai kami hingga kekuatan kami ikut tersegel. Padahal itu, bukan tugas [Sanctifitioner]." sahut Aegis.
"Mn, aku setuju." balas Luz.
"Aku tidak setuju. Orang yang menyegelku itu pantas ku tendang bokongnya!" seru Rex sembari berdiri dari duduknya.
"Kutendang kepalanya." tambah Archel.
Tampaknya, kedua [Side] milik Reizh itu menyimpan dendam berlebih pada orang yang melakukan penyucian pada Reizh. Tiba-tiba Reizh bertanya, "Oh, hei, apa kita bisa berinteraksi walaupun aku tidak dalam alam bawah sadar?"
"Tentu saja. Kami ini bagian dari dirimu. Kau cukup berbicara dalam hati, fokus, dan tadaaa~ kau bisa berkomunikasi dengan kami." balas Luz diangguki oleh Aegis.
"Oh ya? Baguslah! Ini akan hebat!"
Archel dan Rex terdiam kemudian memandang satu sama lain. Sepertinya, hari-hari tenang kita akan terganggu! Begitulah yang disalurkan oleh tatapan keduanya.
Reizh berbicara banyak pada [Sagaside] miliknya. Mengobrol drngan mereka sangat asyik menurutnya. Apa karena ia berbicara pada diri sendiri, dan memiliki balasan yang sesuai dengan keinginannya? Entahlah, yang jelas Reizh sudah mengobrol tentang banyak hal dengan mereka, walaupun sempat berdebat dengan Archel atau bertengkar dengan Rex yang mulutnya ingin ia sumpal dengan lem super.
"Hei, Reizh, mungkin ini sudah pagi. Ada baiknya kau bangun." ucap Luz.
"Mn, mungkin ini saatnya aku kembali. Terima kasih atas bincang menyenangkannya. Lain kali aku akan kembali dan membicarakan banyak hal dengan kalian. Sampai nanti."
L/N :
Dukung terus Reizh dkk. yak! Jangan lupa masukannya! Selamat malam minggu! Kuharap hujan, agar aku bisa tidur!
Berjalan pelan di jalan cendrawasih.
Cukup sekian, terima kasih!
Big hug,
Luna