Part 11. Juan Mulai Berubah

1170 Kata
Juan mendekati Elena, sambil tersenyum, dia melihat wanita tampak salah tingkah. Ketika sudah benar benar di depan Elena, Juan berkata. " Menurut kamu apakah wanitaku akan suka dengan bunga ini.." " Wanita?" Senyuman di bibir Elena terus hilang, jadi benar Juan sudah ada kekasih. " Ingat peraturan keduaku, Juan.. kamu di larang berhubung dengan mantan atau kekasih.. hanya aku yang menjadi milikmu sekarang, kalau kamu melanggar kamu akan di kenakan Denda Dua M.." " Aku juga ada peraturan untuk kamu, tapi kamu sudah melanggarnya.." " Apa maksud kamu? Kamu tidak usah membalikkan fakta.." Juan mengangguk kepala. " Fakta bawa kamu masih mencari tahu tentang Mario.." Elena kaget, bagaimana pria itu bisa tahu, tapi dia terus mengubah raut wajah kagetnya. " Hari ini aku akan ke rumahnya, kamu kembali saja ke rumah naik taxi.." Keisha hanya memperhatikan mereka dari jauh, sampai pria itu keluar dari dalam toko bunga.. Senyuman sinis terukir di bibir sinis wanita itu, Juan masih setia padanya. Wanita itu segera menyusul Juan yang sudah pergi. Elena melihat kearah wanita yang bertugas dalam toko bunga tersebut, wanita itu sepertinya prihatin pada Elena. Dia segera keluar dari toko bunga tersebut, Elena ke rumah Grandpa William. Pria paruh baya itu sudah keluar dari rumah sakit, dia tak mau menyusahkan Elena yang sudah menikah, dia dia memilih tinggal di rumahnya saja, walaupun sudah di ajak Elena untuk semantara tinggal di rumahnya dan Juan saja. Juan juga tak keberatan, tapi tetap saja Grandpa William tak mau susahkan cucu dan cucu menantunya. Pria paruh baya itu menoleh ketika Elena memanggilnya. " Elena.." " Grandpa.." Wanita itu terus memeluk Grandpa William. " Grandpa apa kabar.." " Baik, El.." jawab pria itu, dia meliarkan pandangan mencari Juan. " Dia tidak ikut, dia ada urusan katanya.." Elena duduk di sebelah Grandpa William lalu sandarkan kepala di pundak pria itu. " Urusan apa?" Tuan William melihat kearah cucunya. " Kalian bertengkar.." " Tidak.." jawab Elena menjawab cepat. " Kamu jangan berbohong.. Grandpa yang menjaga kamu dari kecil, Grandpa tahu di saat kamu ada masalah dan di saat kamu senang.." Elena tak menjawab, namun dia mengeratkan lagi pelukann di tubuh Grandpa William. " Kalau kalian ada masalah bicarakan, jangan melarikan diri seperti ini.." " Aku akan pulang tapi besok saja, aku masih merindui Grandpa.." Tuan William tertawa, dia memeluk Elena dan berulang kali memberi kecupan di dahinya. *** Malam itu Juan tak bisa melelapkan mata, dia merasa tak nyaman tidur di samping Keisha. Dia melihat wanita itu yang tertidur sambil memeluk bunga yang di berikannya tadi sore. Pria itu bertukar posisi tidurnya, berulang kali dia lakukan membuat tidur Keisha terganggu. " Sayang.." Keisha memegang bahu Juan. " Ada apa? Kamu tidak sehat.." Juan memutar tubuhnya kearah wanita itu. " Aku tidak bisa tidur.." Keisha tersenyum, dia tahu kebiasaan pria itu yang tak bisa tidur, dia beranjak dan bersedia membuat piyama tidurnya. " Sweetie, aku lagi tidak mau melakukan.." Juan menarik Keisha untuk kembali berbaring. Keisha bergerak memeluk Juan, namun pria itu menghindar sambil menutup hidungnya. Sejurus kemudian pria itu terus berlari ke kamar mandi, dia tak tahan mencium aroma tubuh Keisha. " Apa aku bau?" Keisha mengangkat tangan untuk mencium ketiak sendiri. Terdengar Juan di dalam kamar mandi muntah, wanita itu beranjak, dia masuk ke dalam mandi. Dia mengurut belakang pria itu. " Kamu kenapa, Sayang.." " Aku tidak tahu.." Juan sandarkan kepalanya di dinding. " Sayang.." " Jangan mendekat.." " Juan!" Geram Keisha, karena pria itu tidak ingin dia mendekat. " Sweetie, please aku juga tidak tahu dengan diriku.. kamu jangan marah ya.." Keisha terus beranjak, dan keluar dari kamar mandi. Juan masih ingin muntah, tapi dia tak bisa membiarkan Keisha terus marah padanya. " Sweetie.." " Sebaiknya kamu kembali saja ke rumah istrimu.." Keisha menarik selimut untuk menutupi kepalanya. " Sweetie.." Juan menyentuh paha Keisha dari balik selimut. " Maaf ya.." Keisha tak menjawab. Juan menarik nafas dalam, dia ingin membujuk Keisha tapi dia juga tak bisa dekat wanita itu. Akhirnya Juan memilih keluar dari dalam kamar, dia akan kembali saja ke rumahnya dan Elena. Keisha membuka selimut yang menutupi kepalanya, Juan sudah berubah, pria itu tak membujuknya. Mungkinkah dia sudah salah memilih Elena untuk menjadi Mommy dari anak Juan? " Tidak, tidak... Juan tidak boleh berpaling dariku.." Keisha turun dari atas ranjang. Dia keluar dari dalam kamar, semoga saja masih belum terlambat untuk menahan Juan agar tidak pergi. Tapi terlambat ketika dia membuka pintu utama, mobil Juan sudah keluar dari gerbang. *** Juan sampai di rumahnya dan Elena, Namun rumah itu sepertinya kosong. " Pasti dia ke rumah Grandpa William, awas saja dia mengadu.." gumam Juan. Dia tak turun dari mobil, pria itu melajukan mobilnya menuju ke rumah Grandpa William. " Ju.." Juan terhenti melangkah mendengar Grandpa William memanggilnya. " Aku senang kamu datang.." Tuan William memberi isyarat untuk Juan duduk.. " Kalian ada masalah apa?" Juan hanya diam. " Aku tidak suka kau menyakiti perasaan cucuku.." Wajah Juan terus berubah mendengar kata pria tua itu, apa karena Elena cucunya makanya terus membelanya. " Tapi aku tetap ingin mendengar penjelasan darimu, apa yang buat kalian bertengkar? Elena tidak mengatakan apapun padaku, jadi aku harap kau menjawab pertanyaanku.." Juan tersenyum kecil, jadi wanita itu tak mengatakan apa apa pada Tuan William. " Masalah kecil saja, Grandpa.. kami hanya ada sedikit salah faham.." " Baiklah.." Tuan William mengangguk, dia menghormati keputusan mereka yang ingin sembunyikan masalah mereka. Juan dan Elena sudah dewasa, mereka sudah bisa selesaikan masalah mereka. " Pergilah istirahat.." " Baiklah, Grandpa.." Juan beranjak dari duduknya, setelah mengucapkan selamat malam pada pria paruh itu, Juan terus melangkah menuju ke kamar. Elena yang sejak tadi mendengar perbualan mereka, terus berlari ke ranjang. Dia melihat Juan sudah ingin menuju ke kamar mereka. Pria itu sempat melihat Elena, wanita itu ternyata belum tidur. Ketika masuk ke dalam kamar, dia terus mengunci pintu. Elena sengaja membelakangi pintu agar tidak di ketahui jika dia belum tidur. Tanpa terasa selimut di tarik dari tubuhnya, sejurus kemudian tubuhnya ikut di tarik agar dia terbaring terlentang. Juan terus naik ke atas tubuh wanita itu, dia menunduk dan tanpa mengatakan apapun terus menciumnya. Elena tak menolak, entah kenapa dia merindukan belaian pria itu. Dia mengalungkan kedua tangan di leher Juan, dan membalas ciuman pria itu. Juan membuka mata, tumben wanita itu dengan suka rela menyerahkan diri. Dia menarik piyama tidur Elena ke atas, lalu kembali menciumnya. Nafas wanita itu tak teratur, dia membawa tangannya ke bawa untuk membuka resleting celana pria itu. Karena Juan sudah membuka kaosnya tadi, dan ketika menindih tubuh Elena tinggal bertelanjang d**a. " Aku merinduinya.." kata Elena sambil memasukkan tangan ke dalam celana pria itu. " Sepertinya kamu ketagihan.." jawab pria itu sambil tersenyum mengejek. Padahal selama ini Elena sering sekali mengatakan dia seorang gay. " Tidak usah banyak bicara kamu.." geram Elena. " Atau milikmu sudah tidak berkongsi lagi.." " Kau jangan menantangku.." Juan turut sama geram dengan wanita itu. Elena memekik kaget ketika pria itu tiba tiba menarik kedua tangannya, lalu di lebarkan. " Aku tidak akan mengampuniku.." " Aah!" Elena mencengkam bahu pria itu sambil mendongak ke atas.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN