Serumah Tapi Tak Seranjang

1225 Kata

Setelah makan malam, suasana ruang tamu menjadi lebih tenang. Annisa dan Dewa duduk berhadapan, saling berpandangan dalam keheningan yang sarat makna. Wajah Dewa tampak serius, menggambarkan beban yang hendak diungkapkan. "Annisa," ucap Dewa perlahan, matanya menatap dalam-dalam. "Ada sesuatu yang perlu saya jelaskan." Annisa mendengarkan dengan penuh perhatian, kerutan kecil menghiasi dahinya. "Meskipun kita sudah menikah, kita akan tetap pisah kamar sampai kapanpun. Dalam agama kita, kamu adalah istri yang haram disentuh karena janin yang ada di dalam perutmu adalah anak orang lain. Saya tidak boleh menyirami tanaman yang sudah disirami." Dewa melanjutkan, nadanya penuh kehati-hatian. "Saya hanya ingin kita menjalani ini dengan baik dan tidak melanggar prinsip-prinsip yang ada. Saya t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN