"Aku merindukanmu," kata Hanan sambil mengecup kening Naya mesra. Naya tersenyum tersipu. Mereka berdua sedang duduk di sofa. Hanan melingkarkan tangannya di bahu Naya. Sedang Naya, menyandar pada d**a Hanan dan ikut melingkarkan tangan di pinggang Hanan. "Mas Hanan sudah mengatakannya puluhan kali. Apa tidak lelah?" tanya Naya. "Aku merindukanmu," kata Hanan lagi. Naya hanya tersenyum kembali. "Tapi, bagaimana bisa? Kenapa Mas Hanan tidak memberitahu kalau Mas Hanan akan pulang?" tanya Naya. "Sebenarnya jika menurut jadwal, kepulanganku masih sekitar lima hari lagi. Tapi, karena aku berhasil mencapai semua target sebelum waktu itu, aku mengajukan pada atasanku agar semua bisa pulang cepat," jelas Hanan. "Aku, tidak bisa berkata apa-apa lagi," ungkap Naya yang merasa takjub. "